BANDUNG – Kondisi pertumbuhan ekonomi di provinsi Jawa Barat pada kwartal III tahun ini diprediksi akan melambat. Bahkan, tingkat pertumbuhan lebih rendah bila dibandingkan pada 2019 lalu.
Kepala Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Herawanto melaporkan, bahwa pertumbuhan Jabar pada 2019 melambat dibanding 2018 yakni sebesar 5,07 persen. Banhkan diperkirakan tahun ini perekonomian provinsi dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia berada di rentang 4,6 hingga 5,1 persen.
’’Kondisi ini merupakan tantangan akibat dampak buruk penyebaran COVID-19 sehingga menyebakan ekonomi di triwulan I 2020 diperkirakan bias ke bawah pada rentang 3,7 hingga 4,1 persen,’’jelasnya ketika Rapat Koordinasi (Rakor) Dampak Ekonomi dan Penanganan COVID-19 di Jabar di KPwBI Bandung, Kamis, (19/4).
Dia menyebutkan, potensi penurunan utamanya bersumber dari penurunan ekspor, investasi, dan tertahannya konsumsi. Dari sisi lapangan usaha, kinerja sektor industri pengolahan dan perdagangan serta konstruksi cenderung melambat.
Sebagai upaya jangka pendek untuk mengurangi perlambatan ekonomi akibat COVID-19, KPwBI Jabar merekomendasikan stimulus ekonomi berupa percepatan belanja fiskal oleh pemerintah daerah, baik provinsi maupun 27 kabupaten/kota se-Jabar.
Saat ini industri perbankan di Jabar sudah menerapkan work from home (WFH) bagi sebagian karyawan untuk mendukung social distancing alias jaga jarak interaksi sosial yang dianjurkan pemerintah pusat dan daerah. (mg1/yan).