RANCABALI – Kementerian ESDM berencana kembangkan satu unit Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) sebesar 55 Mega Watt. Sebelumnya, energi listrik yang sudah terlebih dahulu diolah oleh PT Geodipa Energi dari panas bumi dengan kapasitas yang sama.
Potensi panas bumi di Gunung Api Patuha cukup besar. Setidaknya, potensi panas bumi dari gunung tersebut bisa digunakan untuk menghasilkan energi listrik hingga 400 Mega Watt.
“Satu PLTP sudah terbangun dan mencapai COD sejak 2014 dengan nilai investasi sebesar Rp1,2 triliun. Saat ini, kami akan mengembangkan 1 PLTP lagi,” kata Direktur Panas Bumi Ida Nuryatin Finahari di PT Geodipa Energi, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung, belum lama ini.
Menurut Ida, pengembangan dengan membangun 1 unit PLTP tersebut rencananya akan rampung pada 2023 dengan nilai investasi mencapai USD 179. Setelah pembangunan PLTP yang kedua rampung, Kementerian ESDM direncanakan akan menambah PLTP yang ketiga di Patuha.
“Jadi nanti setelah PLTP yang kedua terbangun, kapasitasnya menjadi dua kali lipat, atau sebesar 110 Mega Watt. Masih ada 290 Mega Watt lagi yang bisa dimanfaatkan,” katanya.
Ida mengklaim, PLTP Patuha memanfaatkan energi panas bumi yang bersih dan ramah lingkungan. Pemanfaatannya mampu menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 377 ribu ton karbon dioksida per tahunnya.
Menurut Ida, untuk 1 unit PLTP yang sudah beroperasi terlebih dahulu, produksinya mampu meningkatkan kehandalan sistem transmisi Jawa-Bali dengan tambahan suplai listrik sebesar 441 GWh per tahun.
“Dari 1 unit PLTP ini, produksi listriknya mampu mengaliri listrik lebih dari 60 ribu rumah,” pungkasnya. (rus/yan)