BANDUNG – Kebutuhan kain cotton di Negara Indonesia selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya. Namun, permintaan cotton dari industry tekstil di Indonesia masih belum maksimal.
Menurut Dr. Anh Dung (Andy) Do, perwakilan Cotton Council International (CCI) Indonesia, potensi eksport untuk cotton meningkat 2-3 persen per tahun.
Menurutnya, Presiden Jokowi pernah mengatakan bahwa industri tekstil memiliki peluang besar untuk eksport ke Negara lain. Sebab, dari ekspor nanti Negara mendapatkan devisa.
Untuk tenaga kerja di Indonesia relative memadai, industry tekstil banyak menggunakan tenaga kerja baik dari Jawa-Timur, Jawa-Barat maupun Jawa Tengah.
Namun, untuk mengelola cotton berkualitas seperti dari USA masih kurang. Sehingga, perlu dorongan agar pelaku industry di Indonesia menerapkannya.
’’Kami sering melakukan pertemuan dengan para pengusaha Amerika, agar mereka ikut berperan dalam penggunaan cotton USA dim Indonesia,’’kata Andy.
Bersama Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) pihaknya akan terus memberikan edukasi kepada pelaku industry tekstile agar menerima cotton USA untuk menghasilkan produk garmen yang berkualitas tinggi.
’’ Hasilnya pasti nanti kita ekspor lagi ke mereka, jadi win win,” tutup Andi.
Senior Technical Consultan for Cotton Council International Thavasi Vijay Kumar mengungkapkan, walaupun dirasa mahal, namun kualitas cotton USA sangat baik.
Menurutnya, untuk industry garment penggunaan cotton USA di Negara-negara sudah banyak dilakukan. Vietnam, Bangladesh sudah memulainya. Sehingga, mereka mampu bersaing menghasilkan produk yang memiliki kualitas tinggi. (mg2/yan)