Parade Bandung Rumah Bersama Beri Pesan pada Dunia

BANDUNG – Wali Kota Bandung Oded M. Danial mengaku pelaksanaan Parade Bandung Rumah Bersama, salah satu tujuannya adalah ingin menyampaikan pesan kepada dunia bahwa Kota Bandung merupakan kota toleran dan milik bersama.

”Semua komunitas, agama, suku, budaya, bangsa, harus memiliki Bandung ini bersama. Setelah acara ini saya harap kerukukunan antar umat beragama, seni, budaya akan terus berkembang di Kota Bandung,” katanya, melalui siran tertulis yang diterima Jabar Ekspres, Minggu (16/2).

Menurutnya, jumlah peserta yang ikut dalam parade tersebut mencapai 6.000 orang dan dihadiri oleh perwakilan sejumlah negara sahabat.

”Itu menunjukkan manusia pada fitrah-nya cinta perdamaian. Dengan hal tersebut juga menepis anggapan Kota Bandung intoleran. Dengan Bandung sebagai Rumah Bersama, saya mengajak masyarakat mari bersihkan teras, ruang tamu, dapur, hingga toiletnya, agar menandakan bahwa kita mempunyai rasa memiliki Bandung ini,” jelasnya.

Dia mengaku, selama menjabat sebagai Wali Kota Bandung, dirinya akan terus membina kerukunan antarumat beragama.

”Saya Mang Oded bukan sekedar walikota, tapi mang-nya orang Bandung. Saya juga membiarkan Kampung Toleransi tumbuh dengan sendirinya atau natural. Tanpa rekayasa, insyaallah akan kuat,” bebernya.

Kendati demikian, Oded mengaku akan mengevaluasi pelaksanaan Parade Bandung Rumah Bersama ini.

”Kita akan evaluasi, tapi dengan antusiasme dan suara-suara dari berbagai komunitas tadi, apakah ini akan dijadikan tahunan atau seperti apa, nanti kita kaji,” tandasnya.

Sementara itu, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Bandung, Ahmad Suherman menyebutkan, mencintai perdamaian, kerukunan, persahabatan merupakan ciri-ciri bangsa beradab.

”Sehingga kerukunan antarumat beragama bukan berarti mencampuradukan ajaran (agama) masing-masing. Kerukunan berlandaskan sikap saling menghormati keyakinan masing-masing,” terang Ahmad.

Menurutnya, Parade Bandung Rumah Bersama menunjukkan bentuk perdamaian, kerukunan, persahabatan konkret di Kota Bandung. Selain itu, lanjutnya, acara ini juga menunjukkan jika Kota Bandung sebagai tempat tinggal yang ramah bagi berbagai etnik, umat beragama yang menjalani kehidupan secara rukun di tengah keberagaman.

”Salah satu hari bersejarah. Kami berharap, parade memberi tambahan semangat bagi pesatuan, dan kesatuan bangsa. Sesi historical walk Forkopimda Kota Bandung beserta para pemuka agama dari Sayov Homann menuju Gedung Merdeka, dan parade mengingatkan akan kenangan derap langkah delegasi Konferensi Asia Afrika (pada 1955), dan kemunculan Dasa Sila Bandung sebagai upaya mewujudkan persatuan, dan kesatuan antarbangsa,” jelas Ahmad dalam sambutannya.

Tinggalkan Balasan