BANDUNG – Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil membantah jika dirinya bersama wakilnya disebut sebagai pribadi yang anti kritik. Menurut Emil, sebagai pejabat publik kritikan itu sudah menjadi hal yang wajar.
“Sebagai makhluk politik kami ini tidak anti kritik. Saya itu biasa karna tau itu resiko pejabat publik,” ucap Emil, sapaan akrabnya, Kabupaten Bandung Barat, Kamis (6/2).
Menurutnya, kritik yang disampaikan saat Kopdar merupakan wujud kepedulian terhadap Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
“Makanya bisa dimonitor, saya jarang berbalas pantun kalau ada kritisi-kritisi. Jadi diterima saja kalau itu faktual, dan memang terjadi. Itu jadi bahan introspeksi buat kami,” ungkapnya.
“Jadi saya cenderung tidak membuka berbalas pantun untuk menambahi karna bagi saya warga butuh cerita-cerita inspriratif, solutif, rehabilitatif ketimbang melihat ada hal-hal begitu,” sambungnya.
Selain itu, Emil juga menampik soal tudingan pilih kasih. Ia menyebut, siapapun yang telah disumpah jabatan tidak akan berpandang bulu.
“Saya dibilang saya pilih-pilih kasih, hanya membantu kepada saya yang suka, saya kira engga. Saya kalah di Karawang, kalah di Bekasi, Bogor, semuanya kalau sudah disumpah jadi gubernur-wakil gubernur maka harus rata. Tidak ada pilah pilah,” katanya.
Dirinya pun berharap, masyarakat tidak mudah terjebak pada penilaian yang bersifat apriori. Selain itu, masyarakat juga diharapkan dapat bersikap obyektif dalam menilai kinerja wakil rakyat.
“Jadi hal-hal seperti itu saya kira harus diluruskan, tapi poin saya silahkan karna ini bagian dari menyempurnakan dinamika pembangunan masukan kritisi saya kira itu hal biasa dalam urusan kita,” tandasnya. (mg1/yan)