Begini Metode Karantina Virus yang Diajarkan Rasulullah Muhammad

VIRUS corona kini telah membunuh hampir 500 orang di Cina. Sementara itu, 28 ribu lainnya telah terinfeksi. Beberapa negara di dunia–termasuk indonesia, telah mengkarantina warganya dari China yang kembali ke tanah air.

Metode karantina ini, ternyata sudah diperintahkan oleh Muhammad Rasulullah Salallhu’alaihi Wassalam pada pada masanya.

”Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu.” demikian Sabda Nabi dalam Hadis Bukhari.

Pada zaman Nabi dan para sahabat, penyakit yang sering menyerang penduduk adalah penyakit kusta. Penyakit ini juga menular dari manusia ke manusia. Dalam hadis yang sama, Rasulullah melarang untuk menatap orang yang sedang terkena penyakit tersebut.

”Jangan kamu terus menerus melihat orang yang menghidap penyakit kusta.” (HR Bukhori)

Kemudian Rasulullah juga memberikan kabar gembira bagi Muslim yang meninggal akibat wabah virus. ”Kematian karena wabah adalah surga bagi tiap muslim,”. (HR Bukhori)

Sementara itu, dikisahkan di masa khlaifah Umar bin Khatab, rombongan Umar sedang berjalan berkendaraan unta menuju Syam. Namun dalam satu daerah yang akan dilewati, sedang terkena wabah virus. Umar pun ingin memutar balik dan mencari jalan alternatif.

Keputusan umar untuk menghindar ini mendapat perdebatan dari Abu Ubaidah. Menurut Abu Ubaidah, umar tidak seharunya lari dari takdir Allah. Maksud Abu Ubaidah adalah, mereka telah ditakdirkan untuk melewati wilayah yang terkena virus itu.

”Wahai Amirul Mukminin, apakah ini lari dari takdir Allah?” tanya Abu Ubaidah.

”Mestinya orang selain engkau yang mengatakan itu, wahai Abu Ubaidah. Benar, ini lari atau berpaling dari takdir Allah ke takdir Allah yang lain. Tidakkah engkau melihat, seandainya saja engkau memiliki unta dan lewat di suatu lembah dan menemukan dua tempat untamu; yang pertama subur dan yang kedua gersang. Bukankah ketika engkau memelihara unta itu di tempat yang subur, berarti itu adalah takdir Allah. Demikian juga apabila engkau memeliharanya di tempat yang gersang, apakah itu juga takdir Allah?” tanya Umar.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan