BANDUNG – Keberadaan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Jasa Pariwisata (Jaswita) mendapat sorotan dari Komisi III DPRD Jabar. Sebab, selama ini PT Jaswita dalam perkembangannya masih belum memiliki arah program yang jelas dalam memperoleh laba.
Anggota Komisi III DPRD Jabar Irfan Suryanagara mengatakan, untuk menambah pendapatan bagi BUMD itu, PT Jaswita harus mampu mengelola aset-asetnya sendiri. Sehingga, segala bentuk kerjasama dengan pihak ketiga harus dihentikan.
Dia menuturkan selama ini, PT Jaswita telah melakukan kerjasama dengan berbagai pihak swasta dengan sistem Build Operate Transfer (BOT). Namun, pada kenyataannya ketika kontrak kerjasama itu telah habis seharusnya tidak perlu diperpanjang lagi.
“PT Jaswita ini harus mengelola aset asetnya sendiri. Harapan kami pada PT Jaswita untuk aset aset yang BOT sudah habis jangan diperpanjang, tapi dikelola sendiri,’’ucap Irfan ketika ditemui di sela-sela kunjungannya bersama anggota komisi III lainnya di PT Jaswita belum lama ini.
Menurutnya pengelolaan aset yang dilakukan sendiri sangatlah penting. Namun, untuk pengelolaannya harus professional. Sehingga, nantinya pendapatan bisa lebih baik. Sedangkan untuk keahlian bisa menunjuk manajemen.
‘’Nah disini kita bisa mendapatkan share saham yang lebih besar untuk yang sudah di BOT kan. Untuk yang belum di BOT kan kalau prospeknya bagus ini bisa dikelola sendiri dengan menggunakan dana perbankan. Jadi kami minta stop kerjasama dengan pihak ketiga. Kerjasama dengan pihak ketiga sangat merugikan rakyat jabar,” katanya.
Irfan menuturkan, sejauh ini PT Jaswita banyak bergerak di sektor perhotelan dan property di antaranya Hotel Preanger, Perdana Wisata, Gedung Bandung Indah Plaza, Hotel Arya Duta,’’ucap dia.
Untuk itu, Irfan meminta kepada PT Jaswita agar segera memberhentikan sistem BOT dengan pihak ketiga itu. Sebab secara aturan sistem BOT hanya boleh diberlalkukan satu kali saja.
‘’Kita tarik pengelolaannya dan dikelola sendiri itu lebih baik dan menguntungkan,” jelasnya.
“Nanti ada manajemennya tersendiri. Kita bisa kerjasama dengan manajemen perhotelan, tapi bukan BOT semuanya. Hanya manajemennya saja yang kerjasama. Sehingga kalau di sharing saham itu bisa 85 persen ke Jaswita dan 15 persen ke manajemen,” katanya. (mg1/yan)