BANDUNG– Kebijakan operasional Bandara Husein Sastranegara Kota Bandung yang dialihkan penerbangannya ke Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati minta ditinjau ulang. Hal itu berdampak pada penurunan angka kunjungan wisatawan ke Kota Bandung. Demikian diungkapkan
Wali Kota Bandung, Oded M. Danial di Pendopo Kota Bandung, Minggu (8/12).
“Tahun lalu, sekitar 7,5 juta wisatawan masuk ke Kota Bandung. Tetapi sejak penerbangan dipindahkan ke Kertajati, sekarang (wisatawan) menurun,” kata Oded.
Oded mengakui, Bandara Husein saat ini seperti “makam”. Bandara Husein sudah tidak lagi seramai saat sebelum BIJB Kertajati beroperasi. “Beberapa waktu lalu, saya turun di Husein, sepi banget. Serasa di makam,” ungkapnya.
Ia pun sempat berbicara dengan Angkasa Pura sebagai pengelola Bandara Husein. Pihak pengelola juga berharap, Bandara Husein tetap bisa beroperasi seperti dahulu.
Selain pengelola bandara, Oded juga mengaku telah memperoleh masukan dari stakeholder pariwisata. Salah satunya, Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI). Para pengusaha juga sangat merasakan dampak pengalihan penerbangan ke BIJB Kertajati.
Oded menegaskan, Pemkot Bandung sebenarnya terus berusaha meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan. Berbagai program dan kegiatan telah dirancang agar menjadi daya tarik baru bagi wisatawan.
Kendati demikian, Oded menerangkan, kunjungan wisatawan tergantung berbagai aspek. Salah satunya aksesiblitas. “Kalau akses ke Bandung terbuka, maka jumlah kunjungan wisatawan pun akan tinggi,” ujarnya.
Selain meminta agar ada peninjauan ulang tentang pengalihan sejumlah penerbangan, Oded juga sangat berharap, pemerintah pusat segera menyelesaikan pembangunan tol Cisumdawu (Cileunyi–Sumedang–Dawuan). Sehingga akses dari BIJB Kertajati ke Kota Bandung dan sebaliknya bisa lebih mudah. (mg2/drx)