BANDUNG – Tahun depan atau 2020, Kota Bandung mengalokasikan anggaran pendidikan sebesar Rp 2,2 Triliun atau sebesar 31 persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daeran (APBD).
Karena anggaran yang disediakan terbilang cukup besar, maka Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bandung mengingatkan Dinas Pendidikan (Disdik) agar bisa memanfaatkan anggaran tersebut sebaik-baiknya.
Wakil Ketua DPRD Kota Bandung, Edwin Senjaya menekankan, agar Disdik mampu memaksimalkan besaran anggaran itu dan berharap ke depan tidak ada lagi permasalahan di dunia pendidikan Kota Bandung. khususnya persoalan saat Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang kerap muncul setiap tahun.
”Disdik harus mampu menekan persoalan PPDB ini. Setiap tahun PPDB selalu muncul masalah. Ke depan harus tidak terjadi lagi karena sudah kami anggaran cukup besar,” kata Edwin, di Gedung DPRD Kota Bandung, Jalan Sukabumi, baru-baru ini.
Menurutnya, alokasi anggaran untuk pendidikan di Kota Bandung melebihi anggaran ditingkat nasional yang hanya 20 persen. Edwin menyebut, anggaran tersebut sengaja diperbesar guna menjawab persolan dan tantangan pendidikan.
”Alhamdulillah anggaran pendidikan di tahun 2020 sudah kami sepakati sebesar 31 persen. Saya harapkan dengan support anggaran yang besar ini hasilnya harus signifikan,” ujar polisi dari Partai Golkar tersebut.
Sejauh ini, Edwin menilai, sistem zonasi yang diterapkan di Kota Bandung masih carut-marut, sehingga harus cepat dievaluasi dan diselesaikan.
”Sistem zonasi ini mengundang masalah, misalnya tidak semua kecamatan punya sekolah. Maka harus membangun sekolah,” sarannya.
Dari semua itu, kata Edwin, masih ada yang lebih penting. Yaitu, jangan sampai ada anak-anak yang tidak sekolah.
”Ini sebenarnya yang sangat penting. Kita ingin semua anak bisa sekolah, tapi tentu saja sarana dan prasarana harus disiapkan,” pungkasnya. (mg5/ziz)