BANDUNG – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah (Dispusipda) Provinsi Jawa Barat (Jabar) menggelar Seminar dan Workshop Digital Library dengan Tema ‘Strategy Co Working Space dan Coffe Drink’ bagi calon Entrepreneur Milenial dan Binaannya. Dalam kegiatan tersebut dihadiri sebanyak 125 peserta dari perwakilan mahasiswa di setiap Universitas di Jabar, Duta Baca dan Komunitas binaan Dispusipda.
Kepala Dispusipda Jabar, Riadi, melalui Kepala Bidang Bina Perpustakaan dan Budaya Gemar Membaca (BPBGM), Neni Alyani mengatakan, tujuan dari kegiatan adalah dalam rangka melaksanakan program transformasi perpustakaan untuk kesejahteraan.
”Ini merupakan salah satu program Nasional yang harus kita laksanakan di daerah. Fokusnya adalah milenial karena milenial di Jawa Barat hampir 11 juta, delapan juta diantaranya anak-anak, 11 juta adalah milenial dan 23 juta perempuan serta 24 juta laki laki. Jadi seluruhnya 66juta,” kata Neni, usai acara di Kantor Dispusipda Provinsi Jawa Barat, Jalan Kawaluyaan Indah II No 4, Bandung, Selasa (26/11).
Menurutnya, jika kaum milenial dibiarkan dan tidak diberikan pencerahan dari sekarang untuk memberikan bekal di masa depan, tentunya akan sulit untuk bersaing dan hanya menjadi pegawai saja.
”Untuk menjadi enterpreneur juga butuh modal yang besar tempat yang layak. Nah kalau Working Space ini menawarkan mereka untuk menjadi enterpreneur tanpa harus memikirkan tempat, memikirkan modal yang penting kemampuan mereka dalam menggunakan digital Dispusibda sebagai lembaga yang menangani tentang bagaimana mengimplementasikan dari buku bacaan,” ujarnya.
Dia berharapan dari kegiatan ini banyak peserta yang punya ide enterpreneur dan segera melakukan sehingga TPT Jawa Barat yang 5 persen itu bisa lebih kecil lagi tingkat pengganggurannya.
”Dulu di Yogja juga sama TPT penganggurannya tinggi tapi ketika diperkenalkan Working Space itu, drastis banyak menurun dalam satu tahun, lebih dari 200 Working Space berjalan disana, dan itu dimulainya dari Perpustakaan di Jogja,” terangnya.
Setelah Yogja, lanjutnya, Malang mengikuti dan saat ini sudah hampir 80 tumbuh dalam kurun waktu sembilan bulan.