BANDUNG– Sebanyak 100 perempuan Kota Bandung sukses meningkatkan derajat hidupnya. Dari sebelumnya penerima manfaat Pra Keluarga Sejahtera (Pra KS) kini telah menjadi Keluarga Sejahtera (KS).
Hal itu berkat program P2WKSS yang diikuti oleh para perempuan Pra KS bersama dengan para kader PKK Kota Bandung. P2WKSS menciptakan 100 perempuan hebat setiap tahunnya.
“Kami para kader bahu membahu ingin saling membantu untuk para perempuan lainnya dalam meningkatkan kualitas diri. Melalui program P2WKSS, ini cara jitu dalam meningkatkan kapasitas perempuan. Kami mencari 100 perempuan untuk diberikan peningkatan kapasitas perempuan yang dari Pra KS menjadi KS,” ujar Ketua TP PKK Kota Bandung, Siti Muntamah Oded di Kantor PKK Kota Bandung, Jalan Sukabumi, Rabu (20/11).
Program P2WKSS ini merupakan program bersama dari seluruh dinas Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung. Hal ini merupakan kesadaran bersama dalam mengentaskan kemiskinan perempuan di Kota Bandung.
“Saya melihat program P2WKSS ini merupakan program rembukan, mulai dari Dinas PU, Dispangtan, DPPKB, kemudian DLHK ada, bahkan Disnaker juga hadir. Kegiatannya meningkatkan kapasitas perempuan dalam segi keilmuan, lifeskill dan respon terhadap lingkungan. Semua bersentuhan dengan PKK,” ungkap Umi, sapaan akrabnya.
Selain itu, PKK tidak hanya menjadi pendamping tetapi juga menjadi akselerator. Sehingga para perempuan tadi dapat mengubah dirinya. Mulai dari perilaku, pola pikir dan bersikap di lingkungan keluarga.
“Mereka berubah. Mulai dari ara berpikir dan pandangan terhadap dunia yang sebelumnya tidak mereka hiraukan,” ujarnya.
Sasaran dari program P2WKSS adalah para perempuan Pra-KS yang termasuk perempuan pekerja yang berperan secara langsung menjadi kepala keluarga atau disebut Perempuan Kelapa Keluarga (Perempuan PK). Program P2WKSS memberikan pelatihan sehingga perempuan penerima manfaat akan menambah keterampilannya.
“Sasaran ya sendiri ialah para perempuan “miskin” (Pra-KS). Karena rata-rata yang menerima manfaat ialah perempuan yang bekerja namun tidak bisa memenuhi keperluan dasar keluarganya. Sehingga perlu kita tambahkan keterampilan dan pengetahuan dibarengi dengan pola hidup keluarga yang sehat dan harmonis,” imbuhnya.