SOREANG – Pasca FIFA menetapkan Indonesia sebagai tuan rumah piala dunia Sepak Bola U-20 tahun 2021, Pemerintah Kabupaten (Pemerintah) Bandung menyatakan kesiapannya jika Stadion Si Jalak Harupat (SJH) ditunjuk sebagai salah satu veneu penyelenggaraan ajang Iternasional.
Seperti diketahui, Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Pusat mengajukan 10 Stadion kepada FIFA. ”Kami sangat siap jika ditunjuk. Karena stadion Si Jalak Harupat ini sudah standar FIFA. Apalagi Pemkab Bandung sebelum adanya isu piala dunia saja sudah terus berbenah,”kata Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Bandung, Slamet Mulyana saat ditemui di ruang kerjanya, belum lama ini.
Menurut Slamet, Pihaknya sangat merasa optimistis jika SJH akan ditunjuk sebagai salah satu veneu tersebut. Sebab, menurut dia, selain sudah berstandr FIFA, SJH memiliki banyak keunggulan. Beberapa keunggulannya yaitu, lokasinya dengan dengan interchange tol, sarana dan prasarananya sudah standar internasional, hingga ramah disabilitas.
”Jangan salah, SJH ramah disabilitas. Kami banyak memiliki keunggulan. Makanya kami optimistis bisa ditunjuk sebagai salah satu veneu penyelenggara,”katanya.
Slamet menjelaskan, dalam waktu dekat, SJH juga akan memiliki fasilitas lapangan penunjang latihan. Lapangan tersebut nantinya bisa digunakan untuk latihan negara peserta piala dunia.
Lapangan tersebut, kata dia, juga berstandar internasional. Biaya pembangunannya bahkan menghabiskan anggaran Rp 15 miliar dengan ditunjang rumput jenis Limonta Sport yang berasal dari Italia. Rumput tersebut saat ini juga digunakan untuk pelapis lapangan markas Real Madrid FC, Santiago Bernabeau.
”Rumputnya juga standar FIFA. Harga rumputnya mencapai Rp 6 miliar. SJH juga memikili 26.200 kursi penonton. Akses ke tribun untuk tamu VVIP juga ada. Pokoknya semuanya sudah lengkap,”” akunya.
Menurut dia, masuknya SJH dalam daftar 10 veneu yang diajukan PSSI ke FIFA sendiri cukup mendapar antusias dari masyarakat Kabupaten Bandung. Jika nantinya SJH benar-benar ditunjuk sebagai salah satu veneu, maka dipastikan akan mendongkrak perekonomian masyarakat Kabupaten Bandung.
”Dampak positifnya banyak. Mulai dari memotivasi insan olahraga di Kabupaten Bandung, hingga mendongkrak perekonomian masyarakat. Masyarakat bisa mengenalkan potensi produk unggulan. Seperti produk UMKM, pariwisata, kuliner, dan lainnya,” pungkasnya.(rus)