Terpisah, dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Jambi, Mochammad Farisi berpendapat Tito Karnavian cukup tepat menjabat sebagai Mendagri. Tito dianggap memiliki kemampuan di bidang keamanan. Salah satu tugasnya adalah masalah radikalisme di lingkup ASN.
Menurut dia, pemerintah daerah (pemda) dan di lingkungan Aparatur Sipil Negara (ASNdi daerah rawan mengalami konflik horizontal dan vertikal.
”Pengalaman Pak Tito yang pernah menjabat sebagai Kapolri, diharapkan mampu menjaga stabilitas keamanan di seluruh daerah,” kata Farisi.
Pemilihan menteri merupakan hak prerogatif Presiden. Siapa dan ditempatkan di mana serta dapat jabatan apa merupakan wewenang presiden. Hal ini, lanjutnya, berdasarkan kebutuhan, ancaman serta tantangan yang akan dihadapi lima tahun ke depan.
Kementerian dalam negeri, dianggap sangat strategis. Karena membawahi seluruh provinsi dan kabupaten se-Indonesia.
”Biasanya yang menjabat Mendagri adalah orang partai kepercayaan Presiden. Nah, Pak Tito ini akan memperkuat pemerintahan dengan kapasitas yang dimilikinya,” jelasnya.
Sukses Tito Karnavian saat memimpin Polri diharapkan mampu dilanjutkan pada jabatan Mendagri. Selain itu, naiknya Tito Karnavian sebagai Mendagri akan berdampak positif terhadap pergantian jabatan di tubuh Polri.(fin/ziz)