”Harapannya, para seniman, budayawan, dan para pegiat kebudayaan akan mendapatkan dukungan dari Pemerintah dalam aspek pembiayaannya untuk berkontribusi pada perhelatan kebudayaan,” tandasnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Dirjenbud Kemendikbud), Hilmar Farid mengungkapkan, keterlibatan aktif dari berbagai pemangku kepentingan menjadi kunci dari penyelenggaraan PKN 2019. Menurutnya, PKN menjadi ajang yang tepat untuk menghimpun keterlibatan dari masing-masing stakeholder, diantaranya pemerintah daerah, dan komunitas di bidang kebudayaan.
”Sekarang yang paling penting keterlibatan dari banyak pihak karena stakeholder-nya dari pemerintah daerah, komunitas. Jadi, ini momen untuk mengumpulkan semuanya. Jadi berharap di tahun ini merumuskan akan seperti apa kelembagaannya,” ungkap Hilmar.
Menurutnya, alokasi anggaran turut mempengaruhi kegiatan Pemajuan Kebudayaan.
”Sebesar Rp25 miliar telah dialokasikan untuk penyelenggaraan PKN tahun 2019,” ujarnya.
Pada kesempatan itu atau pada Hari Bebas Kendaraan Bermotor di Senayan Jakarta dilakukan pengenalan permainan tradisional yang akan turut meramaikan PKN 2019. Di antaranya permainan gobak sodor, egrang, dan terompah panjang (bakiak).
Sekretaris Direktorat Jenderal Kebudayaan (Sesditjen Kebudayaan Kemendikbud), Sri Hartini, menjelaskan, tampilan permainan tradisional tidak sekedar kompetisi antar peserta. Menurutnya, permainan tradisional sangat sarat dengan pendidikan karakter.
”Kompetisi permainan tradisional tidak hanya hanya kita mencari juara. Tetapi bagaimana memaknai, memahami tentang permainan tradisional,” singkatnya.(bbs/ziz)