NGAMPRAH– Aktivitas dengan deru mesin kendaraan alat berat pada proyek kereta cepat Jakarta – Bandung harus dirasakan oleh para siswa SMPN 1 Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang sudah berdiri sejak tahun 1984 tersebut.
Lokasi sekolah negeri tersebut masih berdiri di tengah jejak bangunan lainnya yang sudah lebih dulu rata dengan tanah. Di bagian samping sekolah tersebut sudah terpasangi seng proyek kereta cepat. Debu berterbangan seiring dengan hembusan angin yang datang.
“Sekolah ini memang tak semuanya kena imbas, hanya ada lima kelas saja yang akan dibongkar nantinya, kurang lebih 600 meter persegi,” kata PKS Bidang Sarana pada SMPN 1 Ngamprah, Aam M. Jamhur di Ngamprah, Senin (30/9).
Menurutnya saat ini sudah ada beberapa patok penanda proyek kereta cepat di dalam sekolah. Pasalnya, selain lima kelas ada juga halaman sekolah yang terimbas nantinya.
Kendati demikian, dia belum mengetahui kapan bagian sekolah tersebut akan dipugar. “Masih dalam proses, ini kan aset pemerintah, paling sekarang kita lagi usulkan untuk akses jalan jika proyek dilaksanakan,” katanya.
Berada di area proyek, Aam tak menapik jika ada kekhawatiran terkait dampak kesehatan dan keamanan siswa-siswanya. “Anak-anak kalau bubar sekolah gimana, kan banyak kendaraan berat juga, ini sudah kami usulkan ke pihak pengembang,” ujarnya.
“Kalau soal kesehatan memang belum ada keluhan sakit secara massal, kami jaga-jaga saja. Kami anjurkan pakai masker,” ujar Aam melanjutkan.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) KBB, Imam Santoso mengakui jika proses kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah tersebut terganggu. Sebagai ganti bangunan yang terimbas, ujar Imam, pengembang akan membangun lima kelas di bangunan dua lantai.
“Untuk waktu pastinya kita belum tahu, karena ini kan koordinasinya antara pemkab dan pengembang, nanti kita tunggu saja progres selanjutnya,” pungkasnya. (drx)