CIMAHI – Angkutan umum yang melayani trayek baru Citeureup-Cimindi masih membutuhkan sosialisasi masif dari Dinas Perhubungan Kota Cimahi. Sebab, hampir sepekan beroperasi, minat masyarakat masih minim.
Trayek yang operasionalnya baru dirersmikan Dinas Perhubungan Kota Cimahi tersebut memiliki sebanyak 15 unit angkot dengan identitas warna merah muda. Angkot tersebut yang melayani rute sepanjang sembilan kilometer dengan tujuan Cimindi-Citereup.
Berdasarkan pantauan pada Rabu (25/9), jumlah angkot yang beroperasi hanya terlihat dua unit yang silih berganti menarik penumpang. Hanya terlihat satu dua penumpang yang naik. Kondisi itu jelas berpengaruh terhadap penghasilan sopir.
”Iya mungkin masih baru jadi kaya gini aja sepi. Masih proses kali,” kata Rian Rusianu,20, salah seorang sopir angkot.
Angkot trayek baru itu mempunyai rute Terminal Citeureup-Jalan Encep Kartawiria-Jalan Kamarung-Jalan Permana-Jalan Ciawitali-Jalan Rd Hardjakusumah (Pemkot Cimahi)-Jalan Jati Serut-Jalan Pesantren-Jalan Amir Mahmud-Terminal Cimindi.
Rian menuturkan, sejak pertama kali beroperasi, dalam sehari rata-rata hanya ada lima hingga sepuluh penumpang sekali jalan. Sementara penghasilannya dari menarik angkot itu masih diangka sekitar Rp 70-80 ribu per hari.
Untungnya untuk sementara ini, kata Rian, ia tidak dibebankan uang setoran dan bensin. Sebab, semuanya masih di-cover oleh pemilik angkot.
”Iya untuk saat ini mah untuk sopir semua. Kurang tau ke depannya. Kalau penghasilan Rp 80 ribu sehari, ya jelas gak akan cukup buat bensin sama setoran,” jelasnya.
Menurutnya, agar keberadaan angkutan publik baru ini lebih diketahui masyarakat, harus ada sosialisasi yang masif lagi. Perihal keberadaan tukang ojek pangkalan, sejauh ini dinilanya masih cukup kondusid. ”Iya harus disosialisasikan lagi,” ujarnya.
Terpisah, Kepala Seksi Angkutan pada Dinas Perhubungan Kota Cimahi, Ranto Sitanggang mengatakan, pihaknya sudah melakukan evaluasi bersama para sopir angkot dan Kelompok Unit Kerja (KKU) perihal pengoperasian trayek baru ini.
Menurutnya, masih minimnya masyarakat yang memanfaatkan angkot trayek baru itu disebabkan adanya anggapan bahwa rute Cimindi-Citeureup tidak akan beroperasi kembali pasca uji coba beberapa waktu lalu.
”Dulu masyarakat sudah mengetahui dan mulai meningkat penggunaan angkot. Kemudian setelah di-stop setelah uji coba, kita fokus beresin dulu administrasi dan sebagainya. Setelah beres baru kita resmikan,” jelas Ranto.