Pasalnya, Badan Penghubung memiliki peran strategis dalam melobi kementerian/lembaga (KL) di pemerintah pusat untuk mencari celah peluang yang bisa mendukung pembangunan Jawa Barat.
“Saya tugaskan (Badan Penghubung) untuk ke kementerian/lembaga, ikut rapat- rapat, mereka jadi telinga Jawa Barat di Jakarta,” ujar Emil.
Selain APBD Provinsi dan Kabupaten/Kota serta APBN, Emil menambahkan bahwa pintu anggaran lain untuk mempercepat pembangunan bisa bersumber dari pinjaman bank daerah dan obligasi daerah.
Dalam hal ini, Pempdaprov Jabar berupaya memaksimalkan fungsi bjb sebagai bank pembangunan daerah. Pun di bawah kepemimpinan Direktur Utama Yuddy Renaldi, bjb menghadirkan Kredit Infrastruktur Daerah (Kredit Indah) yang siap membiayai pembangunan infrastruktur daerah di Jabar.
“Oleh-oleh ilmu hari ini (KOPDAR Triwulan III), mari bersemangat bahwa membangun daerah tidak lagi harus dari pintu APBD,” tegas Emil.
“Inovasi dalam otonomi, kita ubah pola berpikirnya. Para Pemimpin yang berinovasi dengan (sumber pembiayaan) selain APBD,” tambahnya.
Tiga sumber anggaran lain yang melengkapi konsep Delapan Pintu Anggaran adalah dana umat, Corporate Social Responsibility (CSR), dan Public Private Partnership alias Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU).
Sementara itu, Direktur Fasilitas Dana Perimbangan dan Pinjaman Daerah Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Muhammad Ardian Novianto mengatakan, pinjaman daerah sebagai sumber pembiayaan diatur secara substansial pada PP 56 Tahun 2018.
Menurut Ardian, pinjaman daerah biasanya muncul karena ada kesenjangan antara pendapatan dan belanja daerah. “Saat pendapatan lebih kecil dibandingkan belanja, di situlah muncul konsep pinjaman daerah,” ujar Ardian.
Meski begitu, Ardian mengingatkan pemerintah daerah untuk lebih dulu memastikan rambu-rambu sebelum mengajukan pinjaman, di antaranya mengecek (Sisa Lebih Perhitungan Anggaran) dan dana cadangan dalam APBD.
“Sebelum pinjam, pertama cek Silpa seperti apa, jadi gunakan dulu Silpa. Kedua, cek di APBD ada dana cadangan atau tidak, kalau ada, dicairkan,” tutur Ardian.
Direktur Utama Bank bjb Yuddy Renaldi mengatakan bahwa pihaknya siap ikut serta membiayai pembangunan di Jawa Barat. Yuddy menuturkan, bjb melalui Kredit Indah pada 2018 sudah menyalurkan kredit infrastruktur sebesar Rp7,5 triliun, dengan rincian alokasi Rp4,4 triliun untuk Provinsi Jawa Barat.