BANDUNG – Adanya pelabuhan laut Patibanan dan Bandara Kertajati di Jawa Barat (Jabar) dinilai cocok untuk investor berinvestasi. Untuk itu, Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengundang para investor asing untuk berinvestasi di wilayah yang mempunyai 18 kabupaten dan sembilan kota ini.
Hal tersebut dikatakan Ridwan Kamil dalam pertemuan diplomatik dengan Duta Besar Austria untuk Indonesia, Helene Steinhäusl didampingi Commercial Counselor Keduataan Besar Austria untuk Indonesia, Sigmund Nemeti serta Eddy Sugiri selaku Honorary Consul dari Kedutaan Besar Austria di Bandung.
Ridwan Kamil menambahkan, daya tarik untuk investor di Jawa Barat selain keunggulan infrastruktur, juga modernisasi pelayanan birokrasi melalui online systems.
”Dengan sistem ini proses kerja birokrasi lebih cepat dan sederhana,” imbuh pria yang akrab disapa Emil ini.
Dalam pertemuan diplomatik tersebut juga digunakan Kedutaan Besar Austria untuk memperkenalkan PT. South Pacific Viscose sebagai produsen serat alami berbahan dasar kayu yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Lenzing AG dari Austria.
PT. South Pacific Viscose sendiri sudah beroperasi hampir lebih 35 tahun di Purwakarta dengan karyawan sekitar 1.750 orang.
”Kita sudah memberi multiplier effect kepada lebih dari 5.000 orang dari sekitar pabrik dengan kinerja produksi sekitar 50 persen untuk pangsa pasar ekspor ,” ungkap Board of Director dari PT. South Pacific Viscose, Venkatachalam Sundararajan didampingi Head of Project Annuar bin Abu Bakar dan Head of Safety Achmad Yana Apriandi, Health, & Environmental dan Widi Nugroho Sahib selaku Head of Corporate Affairs.
Ridwan Kamil sebagai Komandan SATGAS Citarum Harum, yang dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden nomor 15 tahun 2018, juga mengajak partisipasi aktif dari masyakarat dan pelaku industri untuk menjadikan sungai Citarum bersih seperti sedia kala.
Sementara itu, Board of Director dari PT. South Pacific Viscose, Venkatachalam Sundararajan mengatakan, selama ini PT. South Pacific Viscose memanfaatkan air sungai Citarum untuk proses produksi dan mengolah air yang telah dibersihkan di IPAL dan menyalurkan kembali sungai Citarum.
Selain itu, pihaknya juga mengaku ikut berkontribusi aktif pada normalisasi sungai dengan pengerukan sedimen sekitar 5.000 meter kubik di tepi sungai Citarum.