Tingkatkan Perekonomian lewat Tembakau

Tingkatkan Perekonomian lewat Tembakau
TANAM TEMBAKAU : Petani tembakau asal Desa Citaman Kecamatan Nagreg Kabupaten Bandung Momon Koswara sedang memperlihatkan lahan pertanian tembakau putih.
0 Komentar

NAGREG – Secara Nasional produksi tembakau di 17 Kota/Kabupaten di Jawa Barat (Jabar) memiliki kelebihan. Selain memiliki keunggulan produksi, tembakau Jabar memberikan cukai devisa terbesar kepada pemerintah yang mencapai Rp.369 miliar dari 138 triliun.

Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Jawa Barat Suryana mengatakan, produksi tembakau mole jabar berasal dari Kabupaten Bandung. Bahkan secara Dunia, tembakau Jabar khususnya Kabupaten Bandung tiada bandingnya.

”Di Jabar ada produksi tembakau mole yang tak ada di daerah lain, tak ada bandingnya di seluruh dunia. Tembakau mole kuning dan merah hanya ada di Kabupaten Bandung,” kata Suryana saat ditemui disela-sela meninjau pertanian tembakau putih di Citaman Nagreg, Selasa (13/8).

Baca Juga:Kecamatan Coblong Mulai Sosialisasikan Pajak IndekosPLN UP3 Cimahi Bagikan 175 Paket Sembako Plus

Menurutnya, produksi tembakau mole merah dan kuning hanya ada di Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang. Oleh karena itu, para petani tembakau di daerah tersebut saat ini sedang mengembangkan produksi tembakau putih.

”Tembakau mole asal Jabar memiliki kelebihan, oleh karena itu sangat laku di pasaran lokal. Untuk di pasar Internasional tak ada tembakau mole, karena produksi tembakau mole itu hanya ada di Kabupaten Bandung dan Sumedang. Karena proses produksinya masih menggunakan sistem tradisional dengan cara tunda simpan dengan cara digudangkan atau disimpan, sehingga kualitasnya mimiliki siri khas,” jelasnya.

Suryana menjelaskan, keunggulan tembakau asal Jabar itu, bisa dimodifikasi warnanya sesuai dengan kebutuhan pasar. Misalnya, tembakau putih bisa dibuat menjadi tembakau kuning, merah, hijau dan coklat. Sementara tembakau lain tidak bisa, yaitu dengan cara-cara khusus atau alami.

”Produksi tembakau putih di Nagreg Kabupaten Bandung ini, bisa menghasilkan 14 ton per hectare. karena kualitasnya cukup bagus alias super, sehingga banyak diminati pengusaha untuk dikemas menjadi tembakau keretek, sigaret, mild, dan premium,” akunya.

Dirinya mengakui lahan pertanian tembakau di Jabar masih mengalami kekurangan. Khususnya di Kabupaten Sumedang dan Majalengka baru mencapai 700 hektare dan di Kecamatan Nagreg seluas 15 hektare. Padahal, tuntutan produksi semakin meningkat. Oleh karena itu, pihaknya akan terus mengembangkan lahan pertanian tambakau.

”Produksi tembakau untuk kebutuhan lokal di Jabar mengalami kekurangan. sehingga untuk memenuhi kebutuhannya pasar, terpaksa mendatangkan tembakau dari Jawa Timur dan NTT. Pasar lokal membutuhkan produksi mencapai 138 ribu ton per tahun, untuk memenuhi produksi tersebut di butuhkan lahan sekitar 38 ribu hektar,” tuturnya.

0 Komentar