Menurut Emrus, jabatan menteri adalah hal yang sangat krusial dalam sebuah negara. Karena itu, tidak boleh dijadikan bahan eksperimen oleh kepentingan-kepentingan sempit dari keluarga-keluarga dekat petinggi parpol pendukung.
Emrus mengaku mendukung wacana Presiden Jokowi merekrut usia muda menduduki kursi menteri kabinet. Karena menurut dia, usia muda dapat mengakselerasi pembangunan Indonesia dengan cepat. Menteri dengan usia lebih tua, lanjut Emrus, belum tentu lebih dewasa dan mumpuni dari pada menteri usia muda. Ia berpandangan jika kedewasaan dan kematangan berpikir seseorang tidak ditentukan dari usia. Melainkan dari proses pembentukan diri selama sejarah kehidupannya.
“Saya ambil contoh banyak pengusaha muda kita yang sukses dan memiliki aset hingga triliunan rupiah. Keberhasilan itu bukankah menunjukkan kematangan dia dalam jiwa kepemimpinan dan mengelola usahanya. Andaikan saya disuruh memimpin itu belum tentu bisa. Banyak juga doktor-doktor muda yang masih di bawah 30 tahun. Bahkan memiliki jurnal-jurnal skala internasional dan bekerja di luar negeri. Suruh saja mereka pulang dan berikan jabatan menteri,” bebernya.
Menteri muda, lanjutnya, harus memiliki beberapa syarat. Yaitu keterampilan manajerial, kedewasaan berpikir, dan jiwa kepemimpinan yang baik. Terpenting wajib memiliki integritas dan loyalitas terhadap Pancasila. “Bila itu semua sudah terpenuhi, maka sejatinya dia jauh lebih baik dari menteri yang berusia lebih tua,” pungkasnya. (khf/fin/rh)