BANDUNG– Sejumlah sopir angkutan kota (angkot) di Kota Bandung memprotes soal rekayasa Lalu Lintas yang diterapkan oleh Pemkot Bandung dan pihak kepolisian. Jalur yang dilakukan rekasaya lalu lintas tersebut berimbas pada 10 trayek angkutan umum.
Di antaranya, trayek Ciroyom-Cicaheum, Margahayu-Ledeng, Kebon Kalapa-Sukajadi, Sarijadi-Ciroyom, Stasiun Lembang, Karangsetra-Cibaduyut, Ciroyom-Lembang.
Salah satu pengemudi angkot trayek Karangsetra-Cibaduyut, Wandi,46, menyesalkan soal penerapan rekayasa lalu lintas ini. “Saya dan kawan-kawan pengemudi lainnya, tidak setuju dengan adanya rekayasa lalu lintas. Kalau bisa dicabut lagi aja,” katanya saat dijumpai di Jalan Sukajadi, Jumat (12/7).
Bahkan, diakuinya, adanya rekayasa lalu lintas ini tak diketahui oleh para sopir. Artinya, ujar dia, sosialisasi kepada masyarakat belum efektif. “Gak ada sosialisasi sama sekali, tiba-tiba gini aja. Saya kaget, karena dengan penerapan sistem ini juga merugikan para sopir angkot,” jelasnya.
Wandi menambahkan, uji coba rekayasa ini berdampak kepada berbagai hal, salah satunya anak-anak sekolah. Menurutnya banyak anak-anak sekolah yang mengeluh karena harus menempuh jalan yang lebih jauh untuk dapat naik angkutan kota.
“Dari rekayasa jalan, banyak dikeluhkan oleh anak-anak sekolah. Anak-anak harus menunggu di depan sekitar RSHS, padahal sebelumnya tidak begitu,” terangnya.
Sementara, salah satu warga yang biasa menggunakan jasa angkut umum, Sasabila,19, mengaku dirugikan dengan adanya aksi mogok beroperasi dari para pengemudi angkutan kota. Dengan aksi tersebut dapat mengganggu aktivitas dari masyarakat. “Saya dipaksa turun, saya mau kuliah, jelas ganggu, tidak semua orang itu dalam keadaan santai,” ungkapnya.
Kasatlantas Polrestabes Bandung, AKBP Agung Reza memberikan tanggapan terkait aksi yang dilakukan para sopir angkot yang terimbas dengan adanya rekayasa lalu lintas.
“Ada sedikit aksi demo dadakan yang dilakukan sopir angkot, terkait dengan perubahan yang kita lakukan di jalur kawasan Sukajadi- Setiabudi,” katanya.
Dia pun membenarkan, tentang adanya penutupan jalan yang dilakukan para sopir angkot. Percobaan aksi penuntutan jalan itu, bisa diatasi pihaknya dengan melakukan tindak tegas dan komunikasi.
“Ya memang sempat menutup jalan, kita harus melakukan tindakan tegas, karena memang spontan mereka langsung aksi menutup jalan. Jadi kita bersikap tegas agar mereka membuka jalan. Intinya jangan sampai arus jadi tersendat karena aksi mereka,” katanya.