BANDUNG – Bakal calon menteri berkategori berusia muda dan terampil yang dibidik Presiden Joko Widodo dinilai membuka banyak peluang bagi kader partai dan non partai masuk kabinet.
Pengamat politik Ray Rangkuti menilai Jokowi dalam menentukan kabinet tentu akan dibebani partai pengusung yang memiliki keinginan yang kuat agar kadernya dilibatkan dalam kursi kabinet.
Dalam konteks tersebut, Ray membaca menteri muda yang dimaksud Jokowi bukan berarti mereka yang berusia di bawah 40 tahun, namun juga bisa bermakna berusia 55 tahun ke bawah mengingat kematangan kader partai umumnya berada di usia 50 tahun
“Usia yang muda tidak berarti mereka yang hanya berkutat di usia 40 tahun ke bawah, tapi juga bisa bermakna mereka yang berusia 55 tahun ke bawah,” ujar Rangkuti via sambungan telepon, Minggu (7/7).
Menurut dia, situasi ini berhubungan dengan efek gagalnya pembangunan politik di era orde baru. Akibatnya, kemandegan regenerasi yang mengakibatkan kematangan dalam politik selalu terlihat di atas 50 tahun.
Kendati demikian, dia sampaikan, keinginan Jokowi untuk menempatkan sosok muda berusia di bawah 40 tahun di kabinetnya masih dapat diwujudkan dengan menunjuk profesional murni.
“Di posisi ini, Pak Jokowi dapat menempatkan siapapun yang terbaik untuk duduk di kursi kabinet,” imbuh dia.
Selain usia muda, Jokowi pun menyerukan kriteria lainnya untuk calon anggota kabinet Indonesia Kerja dimana harus terampil dan cekatan dalam manejemen serta melaksanakan program serta mampu menerjemahkan visi dan misi presiden.
Makna terampil dan cekatan dalam mengeksekusi program Jokowi, menurut dia, artinya memiliki rekam jejak pekerja yang brilian. Hal tersebut dapat ditemukan dari kaum profesional yang secara langsung ataupun tidak, dapat ditilik rekam jejaknya dari karya-karya sebelumnya.
“Khususnya mereka yang sudah terbiasa bekerja membantu Pak Jokowi pada masa kerja sebelumnya. Baik yang di kabinet maupun mereka yang berada dalam posisi lain tetapi dalam bingkai membantu kinerja Pak Jokowi,” katanya.
Bilamana dikaitkan dengan wakil partai, kata dia, kriteria tersebut dapat ditandai dengan cepat jika merujuk pada kader partai yang sukses di pemerintahan sebelumnya, khususnya mereka yang sudah terlibat dalam kabinet periode 2014-2019 serta mantan atau kepala daerah yang sukses dalam mengelola daerahnya masing-masing.