NGAMPRAH– Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kabupaten Bandung Barat PT Perdana Multiguna Sarana (PT. PMgS) masih menunggu laporan resmi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Barat, soal permintaan pasokan air bersih kepada wilayah yang mengalami kekeringan atau sulit mendapat air bersih.
“Kami siap membantu pasokan air bersih kepada warga yang mengalami kekeringan di musim kemarau ini. Namun, kami masih menunggu laporan resmi dari BPBD wilayah mana saja yang memang sudah sulit mendapatkan air bersih,” kata Direktur BUMD PT PMgS Denny Ismawan saat dihubungi Jabar Ekspres, Senin (8/7/2019).
Diakuinya, setiap menghadapi musim kemarau pihaknya selalu menyiapkan langkah agar pasokan air tetap aman baik untuk pelanggan maupun bantuan air kepada warga yang wilayahnya mengalami krisis air bersih. “Sampai saat ini debit air masih aman diangka 40 liter/detik. Walaupun normalnya memang diangka 50 liter/detik, tapi kami jamin debit aman untuk ke pelanggan serta bisa membagi pasokan bagi warga yang mengalami krisis air,” katanya.
Di musim kemarau seperti ini, ujar dia, ada beberapa wilayah yang mengalami penurunan tekanan air bagi pelanggan setia BUMD. Seperti di wilayah Desa Tanimulya dan Desa Cilame Kecamatan Ngamprah. Di area tersebut biasanya mengalami penurunan tekanan air karena kontur tanah yang menurun ditambah kemarau. “Di Tani Mulya memang mulai digilir bagi pelanggan untuk pasokan air karena ada penurunan tekanan,” ungkapnya.
Untuk memastikan pelayanan tetap aman dan tidak terganggu kepada pelanggan, kata dia, petugas selalu bersiaga di lapangan untuk pengecekan jalur pipa serta menerima laporan pelanggan. “Kami siapkan petugas di lapangan untuk selalu bersiaga dan terus memantau setiap laporan yang masuk dari pelanggan agar pasokan air tetap aman,” kata Denny.
Sememtara itu, Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik pada BPBD Kabupaten Bandung Barat, Dicky Maulana mengatakan, pihaknya menyiapkan personel untuk melakukan pasokan air bersih ke wilayah yang mengalami krisis air bersih. “Kita siagakan personel untuk mendistribusikan air. Karena informasi dari BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika) Bandung, musim kemarau terjadi pada pertengahan Juni dan puncaknya Agustus mendatang,” kata Dicky baru-baru ini.