Emil juga menyatakan bahwa kunci keluarga kuat, sehat, dan bahagia terletak pada waktu berkumpul dan kualitas komunikasi dengan semua anggota keluarga. Jika dua hal itu diimplementasikan dengan baik, membentuk keluarga harmonis dan bahagia bukan perkara sulit.
“Kuncinya adalah memberi ruang kepada setiap anggota keluarga untuk punya waktu yang berkualitas dengan sesama anggota keluarganya. Hanya itu. Tanpa itu mau semewah sekaya apapun kalau tidak berkualitas waktu di sini tidak menjadi keluarga yang harmonis,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Emil mengatakan bahwa program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) di Indonesia, secara kuantitas dan kualitas, berjalan dengan baik.
“Rata-rata wanita usia subur melahirkan (TFR) dari 6.7 pada tahun 1970 menjadi 2,4 pada tahun 2018. Ini rata-rata jumlah anak setiap wanita usia subur 2-3 orang anak. Secara kualitas penggunaan alat kontrasepsi sudah banyak yang menyukai metode jangka panjang,” katanya.
“Di samping itu, kegiatan-kegiatan dalam upaya meningktatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga terus berkembang di masyarakat. Keberhasilan tersebut tentu berkat komitmen yang kuat para pemangku kepentingan dengan para mitra kerja BKKBN,” tandasnya. (rie/drx)