Dukungan tersebut mempererat hubungan Indonesia dan Palestina. Tak hanya dari pemerintahnya, tetapi juga dari masyarakat. Itulah yang membuatnya yakin, suatu saat Palestina akan merdeka.
“Saya percaya suatu saat Palestina akan merdeka, dan kita semua bisa beribadah di Al-Aqsa, bisa datang ke Yerusalem, ibu kota Palestina,” tegasnya.
Sementara, dalam penutupan acara Asia Afrika Festival (AAF) 2019 para delegasi negara sahabat diajak menikmati keberadaan Taman Asia Afrika, Sabtu (29/6/2019) petang. Taman yang berada di kawasan Kiara Artha Park tersebut memang secara khusus didedikasikan sebagai monumen peristiwa Konferensi Asia Afrika (KAA) yang berlangsung di Kota Bandung pada tahun 1955.
Delegasi dari 19 negara sahabat kembali disambut oleh tarian tradisional khas dari tatar priangan. Selain hiburan, dalam balutan acara ‘afternoon tea’ tersebut juga menghadirkan penganan khas Kota Bandung atau Sunda. Di antaranya, rangginang, dodol dan olahan kue basah lainnya.
Kemudian tamu undangan diajak berkeliling di Taman Asia Afrika. Mereka disambut oleh deretan bendera yang berkibar gagah di sebelah selatan tepian kolam. Di lokasi tersebut juga terletak patung kepala lima pelopor KAA, yakni Sir John Kotelawala dari Sri Lanka, Jawaharlal Nehru dari India, Mohammad Ali Bogra dari Pakistan, U NU dari Burma yang kini bernama Myanmar serta Indonesia selaku tuan rumah diwakili oleh Ali Sastroamidjojo.
Selepas berfoto bersama rombongan berjalan-jalan mengitari kolam dengan sajian atraksi air mancur di taman yang terletak di sudut Jalan Kiaracondong dan Jalan Terusan Jakarta tersebut. Selain menyemburkan air secara vertikal, air mancur di kolam Taman Asia Afrika ini juga mampu bergerak mengikuti irama musik serta dihiasi lampu berwarna warni.
Suasana persatuan antar bangsa tercipta ketika para delegasi diajak Wali Kota Bandung, Oded M. Danial untuk berkumpul dan saling bergandengan tangan secara erat. Pose ini diabadikan tepat di depan sebuah tugu yang menampilkan bentuk dua tangan sedang bersalaman.
Praktis, suasana ini membuat para sangat antusias satu sama lain untuk lebih mengeratkan lagi genggamannya antara satu sama lain. Momentum ini menjadi simbol bahwa kekuatan dari persatuan antar bangsa sebagai roh dari KAA tak pudar.