JAKARTA – Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Kementrian Pertahanan (Kemenham) ternyata ada sekitar 3 persen prajurit TNI yang tidak setuju Pancasila sebagai dasar negara.
Kondisi ini membuat Mentri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menjadi resah. Sebab, meski jumlahnya sedikit bisa membuat malapetaka bagi institusi TNI dan negara.
’’Tetap saja itu mencemaskan. Bahkan, bisa jadi bom waktu di masa depan,”kata Ryamizard kepada wartawan ketika ditemui di Mabes TNI (18/6).
Dia menuturkan, temuan ini merujuk kepada hasil riset yang dilakukan Kementerian Pertahanan. Yakni, yang menunjukkan personel TNI yang tidak setuju Pancasila.
“Prajurit itu menyatakan setia pada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila,” ujarnya.
TNI, lanjut mantan kepala staf angkatan darat itu, mestinya menjadi pemersatu Pancasila. Bukan malah tidak setuju Pancasila.Menhan menyebut, TNI harus setuju Pancasila.
Kewajiban itu tertuang dalam Sapta Marga dan Sumpah Prajurit TNI. Bahkan, dalam sumpah itu juga menyebut TNI sebagai pendukung dan pembela ideologi negara yang bertanggungjawab dan tidak kenal menyerah.
“Itu sumpah, nggak boleh main-main dengan sumpah,” tegasnya.
Mengacu ke hasil riset yang sama, Ryamizard juga memaparkan ada 18,1 persen pegawai swasta, 19,4 persen PNS, dan 19,1 persen pegawai BUMN tidak setuju Pancasila. Dan, 23,4 persen mahasiswa dan 23,3 persen pelajar SMA setuju dengan jihad untuk tegaknya negara Islam di Indonesia.
Ryamizard menjelaskan, hasil riset itu masuk kategori memprihatinkan. Sebab, TNI mestinya menjadi pemersatu Pancasila. Bukan malah tidak setuju Pancasila.
“Prajurit itu menyatakan setia pada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila,” ujarnya di acara halal bihalal di Mabes TNI, kemarin (19/6).
Ryamizard khawatir data terkait 3 persen TNI yang tidak setuju dengan Pancasila menjadi bom waktu di masa depan. Sebab, tidak tertutup kemungkinan, di antara personel TNI itu kelak menjadi panglima atau pejabat negara.Karena itu, dia mengajak seluruh keluarga besar TNI untuk sama-sama “menyembuhkan tentara yang terpapar paham radikal itu. “Kalau Pancasila-nya bubar, negaranya pasti bubar,” imbuh mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) itu.
Sementara itu, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menyebut pihaknya berupaya terus mempererat persatuan dan kesatuan NKRI.