Hal serupa juga dikatakan Ace (26), ia bahkan hanya mengambil 5 kilogram tomat sejak harganya menembus Rp 12.000. ”Saya juga tidak tahu, kenapa harganya bisa naik, ya sekarang mengandalkan dari sayuran yang lain saja untuk dijual,” ujarnya.
Sementara itu, harga tomat di tingkat petani melesat dua kali lipat dari Rp 4.000-Rp 5.000 ke harga Rp. 10.000/kg.
Seorang petani di sentra pertanian Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Iseng Suhendri mengatakan, kenaikan harga disebabkan stok tomat terbatas akibat tanamannya banyak yang rusak karena gangguan hujan.
”Dari tingkat pengepul sudah dijual Rp11.000 per kilogram, kalau di pasar bisa mahal lagi. Diprediksi, harga tomat akan bertahan hingga bulan puasa,” katanya.
Iseng menuturkan tingginya intensitas hujan dalam sebulan terakhir ini menjadi penyebab lahan pertanian tomat seperti di Cibodas mengalami gagal panen.
Menurut Iseng, tomat menjadi mudah busuk, terserang hama dan sebagian lagi mati karena terus menerus diguyur hujan.
”Jumlah petani yang menanam tomat sedikit, paling ada beberapa orang saja, saya juga enggak tanam. Bagi yang tanam, melonjaknya harga tomat tersebut merupakan berkah, bisa mendapat untung yang lebih besar,” ujarnya.
hanya tomat, harga sayuran brokoli pun merangkak naik menjadi Rp9.000 dan sawi Rp3.000 per kilogram. Iseng mengatakan normalnya brokoli dijual Rp6.000 dan sawi Rp1.500 per kilogram.
”Tomat, brokoli dan sawi adalah jenis sayuran yang mudah rusak karena terserang hujan sehingga sebabkan harganya jadi naik,” ujarnya. (yan)