NGAMPRAH– Kepemimpinan Bupati Bandung Barat Aa Umbara Sutisna dan Wakil Bupati Bandung Barat Hengki Kurniawan (AKUR) untuk memperbaiki infrastruktur tidak main-main. Dengan jargon “Bandung Barat Lumpat” melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), akan merevitalisasi enam pasar tradisional dengan mengajukan dana ke pusat hingga Rp 178 miliar.
“Berdasarkan perhitungan untuk merevitalisasi enam pasar itu, mencapai Rp 178 miliar. Kita akan ajukan ke pusat dan sebagian juga ke provinsi karena kalau dari APBD kita terbatas. Tahun ini kita selesaikan dulu DED (Detail Engineering Design) atau perencanaan fisik. Sehingga tahun depan pembangunan sudah dimulai,” kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Bandung Barat, Maman Sulaeman, Selasa (9/4/2019).
Maman menyebutkan keenam pasar tersebut mulai dari Kecamatan Cikalongwetan, Cipendeuy, Cisarua, Sindangkerta, Gununghalu hingga Rongga. Pasar yang akan dibangun memiliki konsep semi modern dilengkapi dengan aneka kuliner. Pembangunan pasar tersebut tak lepas dari hasil kunjungan Bupati Bandung Barat Aa Umbara Sutisna dalam program “Ngariksa Lembur” di setiap kecamatan.
Menurut Maman, sesuai arahan dari Bupati Bandung Barat, Aa Umbara Sutisna, bahwa melakukan revitalisasi sejumlah pasar ini bertujuan untuk menciptakan estetika kota yang lebih bersih dan tidak kumuh. Dia mencontohkan, pasar yang berada di Cikalongwetan itu harus menjadi etalase Bandung Barat lantaran akan berdiri Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang bakal ramai dikunjungi dari berbagai daerah. “Di Cikalongwetan ada Kereta Cepat, masa pasarnya tidak indah dan bersih makanya harus dibenahi,” ungkapnya.
Sementara, kata Maman, tahun ini Disperindag juga mendapatkan Tugas Pembantuan (TP) dari pusat atau bantuan anggaran untuk pembangunan Pasar Citalem di Kecamatan Cipongkor sebesar Rp 4 miliar. “Untuk pasar Citalem ini harus bisa terealisasi di tahun ini. Petugas kami juga sudah melakukan pengukuran lokasi di lapangan serta meninjau lokasi pembangunan,” kata dia seraya menyebutkan tahun lalu juga pasar di Rajamandala Cipatat dan Ciptagumati di Cikalongwetan mendapat TP dengan masing-masing Rp 6 miliar, namun tak terealisasi dibangun lantaran terganjal persoalan lahan.