JAKARTA– Belum sebulan ledakan bom bunuh diri menggetarkan Kota Sibolga, Mabes Polri kembali menciduk seorang terduga teroris Jamaah Anshorut Daulah (JAD) berinisial WP alias Sahid di rumah kontrakanya di Desa Bojongmalakam Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Pria ini diduga satu jaringan dengan terduga teroris R alias Putra Syuhada (23) yang ditangkap di Lampung dan Abu Hamzah di Sibolga.
Karopemnas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo menjelaskan, penangkapan yang dilakukan pada Kamis (28/3) lalu itu membuka tabir baru persiapan sel tidur teroris kembali menebar aksi terornya. “Tersangka masih jaringan JAD, tapi selnya itu sel terpisah. Bukan sel Sibolga maupun Lampung, tapi semuanya memiliki keterkaitan. Ini adalah kelompok JAD wilayah Bandung. Mereka sedang mempersiapkan aksi lagi,” kata Dedi dalam konferensi persnya di Mabes Polri, Jakarta, Senin (1/4).
Ia menuturkan, anggota sel tidur JAD tengah mengumpulkan dana untuk melakukan aksi teror. Salah satunya, merampok mengincar mobil pengisian ATM yang tengah beroperasi. Setelah dana terkumpul, mereka akan melakukan penyerangan (fa’i) di di wilayah Jawa Timur.
“Jadi, setelah mereka mendapat uang dari aksi perampokan terhadap mobil ATM, mereka akan membeli peralatan dan melakukan fai atau amaliyah di Jawa Barat kemudian Jawa Timur,” bebernya.
Dedi menambahkan, selain mengincar Jawa Timur, kelompok ini juga mempunyai rencana penyerangan di Jawa Barat. “Tim masih mengembangkan dari Densus untuk melakukan pengejaran juga kurang lebih terhadap 5-8 orang yang di kelompok tersebut. Karena mereka sleeping cell, mereka sudah merencanakan beberapa aksi,” tuturnya.
Adapun saat ini, diakui Dedi, pihaknya hingga kini masih terus memburu otak dari kelompok ini, dan tim Densus 88 Antiteror dan semua unsur kepolisian pun terus bekerja untuk dapat manangkap otaknya tersebut, yakni berinisial A. “Masih terus dikembangkan,”tandasnya.
Pengamat terorisme Ridlwan Habib mengatakan, karakteristik sel tidur teroris sangat dinamis. Para petinggi JAD mulai mengubah pola rekrutmen mulai dari facebook, Twitter dan akun-akun media sosial lainnya. Bisa pula dengan pola “one of one approach” atau rekrutmen secara langsung. “Jadi selalu ada cara baru untuk merekrut orang,” jelasnya.