Klaim Sukses Bangun Karakter dan Mental

Rumah Milenial dan Prestasi

Mewakili Menteri Olah raga dan Pemuda Iman Nahrawi, Deputi 4 Chandra Bekti, menyatakan, untuk mendukung slogan bahwa Kemenpora adalah Rumah Millenial dan Prestasi. Pihaknya terus meningkatkan sejumlah fasilitas dan program event kepemudaan internasional, dengan membangun kerjasama melalui pengiriman pemuda ke berbagai acara dalam rangka capacity building di era globalisasi.

“Pertukaran Pemuda Indonesia-Australia, Australia Indonesia Youth Exchange Program (AIYEP) 18 orang. Pertukaran Pemuda Indonesia-Korea (IKYEP) 20 orang. Singapore-Indonesia Youth Leadership Exchange (SIYLEP) 20 orang,” katanya.

Tidak cukup hanya peningkatan kerjasama antar negara, dalam orientasi program kepemudaan, lanjut Chandra menambahkan, pihaknya juga menyusun beberapa program untuk meningkatkan kualitas pemuda Indonesia dengan memberikan pelatihan diantaranya soal anti narkoba dan deradikalisasi.

“Dalam mendongkrak indeks pembangunan Pemuda (IPP) kami melakukan Pendidikan, Kesehatan dan Kesejahteraan, Lapangan dan Kesempatan Kerja, Pertisipasi dan Kepemimpinan,” tandasnya.

Dicanangkan Sejak Lama

Menanggapi sejumlah pemaparan di atas, Jubir Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Dessy Ratnasari menyesalkan Program Keluarga Harapan (PKH) yang diklaim sebagai prestasi Presiden petahana Joko Widodo bersama Wapres Jusuf Kalla.

Menurutnya, Presiden Jokowi tidak jujur karena mengklaim prestasi tersebut. Karena Dessy menilai program tersebut sudah dicanangkan sejak zaman Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

“Kejujurannya program PKH adalah program yang sudah dicanangkan di tahun 2007, di zaman Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Jadi claming itu, menurut saya adalah ketidakjujuran,” kata Dessy selaku jubir BPN Prabowo-Sandi bidang Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Perempuan di Jakarta, kemarin.

Atas dasar itulah politikus PAN ini menilai Jokowi tidak jujur. Dessy juga berharap kampanye dilakukan dengan cara sehat.

“Dan ini menurut saya selain memunculkan ketidakjujuran, juga munculkan pemikiran pendapat saya bahwa kenapa kita harus berikan sebuah pernyataan yang menghina nalar cerdas dari masyarakat Indonesia, kan tujuan Indonesia dibentuk mencerdaskan kehidupan bangsa, kalau gitu kita ajak masyarakat kita pinter, bukan hanya bagi-bagi saja,” sebutnya. (by/frs/fin)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan