BANDUNG – Untuk menjaga identitas bangsa Indonesia Partai Nasional Demokrat (Nasdem) berkomitmen keberadaan seni dan budaya harus tetap dilestarikan.
Politisi partai Nasdem Muhammad Farhan mengatakan, pelestarian seni budaya daerah diyakini berdampak besar bukan hanya pada pelaku seni, tapi seluruh masyarakat.
“Karenanya, NasDem berkomitmen melestarikan serta mengembangkan seni dan budaya daerah, termasuk di Jawa Barat,” jelas Farhan kepada wartawan, Selasa (12/2).
Dia menuturkan, pelestarian budaya dan seni bisa dilakukan dengan clustering strategy, atau membangun komunitas-komunitas dalam cakupan kewilayahan. Dan ini harus dilakukan oleh seluruh pemerintahan daerah Kabupaten/kota.
Farhan memaparkan, dulu di Bandung, ada ‘sarang-sarang’ seniman, seperti wilayah Cigereleng sampai ke Bojong Sawang yang dikenal sebagai daerah seniman tradisional sunda. Bahkan, mulai dari jaipong, gamelan degung sampai wayang juga ada.
Namun, akibat tidak adanya strategi semacam clustering, maka pada hilanglah para seniman pembuat wayang dan lainnya.
“Pada kemana itu para nayaga hebat? Pada tinggal di mana itu tempat pelatihan dalang-dalang luar biasa? Tak Aya!” kata Farhan.
Oleh karena itu, Caleg NasDem Dapil Jawa Barat I (Kota Bandung dan Kota Cimahi) itu mengajak pemerintah kota untuk bersama-sama melestarikan seni dan budaya Jawa Barat berdasar strategi itu.
Dengan konsep ini, kata Farhan, jika diberi kesempatan menjadi anggota dewan akan melakukan pemetaan daerah mana saja di Indonesia yang punya potensi bagus untuk seni dan budaya masing-masing.
Lebih lanjut dia mengatakan, cara lain melestarikan seni dan budaya adalah dengan membangun ekosistem industri. Sebab, musik hasil seni dan budaya Indonesia setua apapun, secanggih apapun pasti ada pendengar serta apresiasinya. Apalagi, dengan adanya teknologi media. Sehingga, sangat memungkinkan untuk mengetahui siapa-siapa penggemar musik dari daerah tertentu.
Farhan mengaku, tengah bekerja sama dengan sebuah komunitas pembuat film untuk mendokumentasikan seni budaya Sunda. Meski hanya level RW, Fahran memberikan insentif-insentif dan pembentukan ekosistem supaya mereka mau berkembang.
“Nah, setiap musik di Indonesia baik yang tradisional maupun modern harus punya pasarnya. artinya si musik ada yang mendengarkan dan mengapresiasi, itu mesti dibikin dulu ekosistemnya,” katanya.