NGAMPRAH– Sampai saat ini, produksi kopi di Kabupaten Bandung Barat terbilang masih rendah. Hal itu terjadi karena berbagai hal, mulai faktor cuaca, krisis petani kopi, hingga bantuan pemerintah yang belum tepat sasaran.
Hal itu dirasakan petani kopi asal Kecamatan Cikalongwetan, Ludi Sugianto,38. Menurut dia, produksi kopi cenderung stagnan lantaran petani kopi sulit melakukan inovasi untuk meningkatkan produktivitas.
“Kita akui untuk produksi terbilang stagnan dan terbilang tidak meningkat. Bantuan dari pemerintah memang ada, tetapi cenderung tidak tepat sasaran. Contohnya saja, di Cikalongwetan banyak lahan yang tidak produktif, padahal sangat potensial jika ditanami kopi,” kata Ludi di Ngamprah, Selasa (19/2).
Ludi yang juga berjualan kopi racikan ini menuturkan, minimnya pemahaman terhadap bisnis kopi juga membuat banyak warga di Cikalongwetan enggan beralih menjadi petani kopi. Selain itu, petani kopi yang ada juga tidak bisa memaksimalkan produksi lantaran minimnya bantuan dari pemerintah.
Dia mengungkapkan, seharusnya pemerintah daerah bisa lebih fokus memberikan bantuan dan dukungan untuk meningkatkan produksi kopi.
“Bagaimana caranya, agar setiap panen, produksi kopi bisa meningkat. Sejauh ini, produksi kopi segitu-gitu aja, padahal permintaan kopi terus meningkat,” tuturnya.
Bahkan, menurut dia, pemerintah daerah seharusnya bisa memberikan pelatihan intensif bagi warga di daerah yang potensial untuk produksi kopi, seperti Cikalongwetan. Pelatihan tersebut harus bisa memotivasi warga untuk melirik kopi menjadi peluang usaha yang menjanjikan.
“Kalau bisa, adakan pelatihan full misalnya selama sebulan yang membahas lengkap tentang kopi. Kalau hanya 1-2 hari, tidak akan begitu berpengaruh. Warga yang ikut pelatihan akan kembali ke pekerjaan sehari-hari mereka,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Petani Kopi Indonesia Kabupaten Bandung Barat Kurnia Danumihardja membenarkan, komoditas kopi yang tumbuh di Kabupaten Bandung Barat saat ini banyak diminati baik di pasar nasional maupun internasional. Kopi-kopi asal Jawa Barat diekspor ke Asia dan Amerika Serikat.