”Anggaran dari pusat dua minggu lagi cair itu kata Pak Luhut dan ini untuk Dansektor semua,” ujarnya.
Selain itu dalam waktu dekat, dia pun akan menghibahkan gedung kantor yang akan dijadikan pusat komando Citarum Harum Juara di Jalan Naripan Kota Bandung. Gedung eks kantor Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jabar ini akan digunakan untuk rapat dan bisa memantau seluruh aktivitas di DAS Citarum melalui Command Center yang terpasang.
Usai meninjau stan di Citarum Expo 2019, Dansatgas Citarum Harum Juara diberikan bantuan oleh PT Pindad berupa Excavator Amphibi dan tongkang pengangkut sampah. Selain itu Bupati Bandung Dadang M. Naser juga memberikan bantuan puluhan motor trail kepada Dansektor.
”Ini adalah gong rencana aksi, itulah kenapa kita adakan acara ini. Ayo kita keroyok Citarum ramai-ramai,” ucap Emil.
Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengapresiasi karena banyak pihak yang peduli terhadap kondisi Citarum. ”Betapa banyaknya yang sudah dilakukan masyarakat untuk memperbaiki Citarum saya lihat dari expo ini, banyak inovasinya,” tuturnya.
Menurutnya, sejak digalakkan pada Maret 2018 lalu program Citarum Harum Juara sudah menunjukan progres yang baik. Dia pun memastikan dana bantuan dari pusat akan diserahkan pada tanggal 12 Maret 2019 sebesar Rp 605 miliar. Untuk itu, senada dengan gubernur program pemulihan sungai Citarum ini akan selesai lebih cepat.
”Dana akan turun 15 maret nanti sebesar Rp 605 miliar secara bertahap dengan begitu saya yakin proses Citarum ini akan lebih baik dan cepat,” terang Luhut.
Dia mengatakan, saat ini dunia internasional sudah melihat bahwa Indonesia sangat serius terhadap upaya pemulihan lingkungan.
”Jadi sekarang gaungnya sudah dilihat oleh internasional bahwa Indonesia serius, mereka kagum sama kita, nanti tanggal 12 maret akan ada pertemuan dunia dan tokoh internasional akan hadir membahas masalah lingkungan,” jelasnya.
Bupati Bandung H. Dadang M. Naser juga menyatakan apresiasinya atas penyelenggaraan event tersebut. Dia mengatakan, Citarum sebagai sungai terpanjang (297 km) dan terbesar di Jawa Barat. Sebab, Citarum melewati 12 wilayah administrasi kabupaten/kota, dimanfaatkan berbagai lapisan masyarakat. Namun pemanfaatannya, kata Dadang, tidak disertai dengan pengelolaan yang baik.