Pendapatan Pedagang Pasar Wado Menurun 50%

WADO – Hampir semua warga Pasar Wado, kehilangan pelanggan di awal Tahun 2019. Hal ini, terindikasi pada lemahnya perekonomian masyarakat yang berimbas pada minimnya konsumen pasar.

Terlebih, para penjual kebutuhan sandang yang setiap harinya hampir tidak mendapatkan konsumen. Oleh sebab itu, pendapatan warga pasar, saat ini anjlok hingga lebih dari 50 persen.

“Mungkin saat ini perekonomian di masyarakat sedang mengalami penurunan yang derastis. Jadi konsumen pasar juga melemah,” kata salah seorang warga Pasar Wado, Een Nuraeni saat ditemui di Pasar Wado, Rabu (6/1).

Sepinya konsumen, berpengaruh juga kepada berkurangnya semangat berdagang bagi warga pasar. Sebab, setiap harinya rasa jenuh menghantui mereka.

“Kadang kita gak semangat untuk berjualan kalau kaya gini terus,” keluhnya.

Di samping itu, kebutuhan warga pasar tidak bisa ditunda. Untuk memenuhi kebutuhan resiko dapur dan biaya pendidikan, terus berlangsung.

“Meski sepi konsumen dan minim penghasilan, kebutuhan sehari-hari tidak bisa ditunda,” katanya.

Warga pasar lainnya, Kosam Erawan menyebutkan, faktor pengaruh sepinya konsumen pasar, selain dari lemahnya ekonomi masyarakat. Bahkan banyaknya pasar dadakan atau biasa disebut pasar mingguan di tiap-tiap desa dan wilayah tertentu, juga berdampak buruk kepada pasar tradisional.

“Sekarang masyarakat banyak yang lebih memilih belaja di pasar dadakan. Bagaimana tidak, biaya transfortasi juga akan lebih murah,” katanya.

Hal ini, harus ada solusi yang diambil oleh pihak terkait agar tidak terjadi penyudutan satu pihak. “Yang jelas, kami selaku warga pasar tradisional yang ada di Wado, berharap ada peranan pihak terkait untuk mencari solusinya,” harapnya. (eri)

Tinggalkan Balasan