CIMAHI– Salah satu upaya pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) biasanya dengan pengasapan atau Fogging. Namun siapa sangka fogging yang tadinya bertujuan membunuh nyamuk Aedes Aegypti sebagai penyebar virus DBD, malah bisa berdampak buruk pada manusia.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Cimahi, Pratiwi mengungkapkan, fogging memiliki dampak yang cukup berbahaya bagi kesehatan. Sebab material fogging mengandung bahan kimia beracun yang sangat berbahaya jika dihirup. Dalam asap fogging, terdapat banyak polutan (zat pencemar) yang dapat mencemari makanan, air minum dan lingkungan rumah.
”Jadi, setelah pelaksanaan fogging dapat mengganggu kesehatan warga baik secara langsung maupun tidak langsung,” jelas Pratiwi, di Komplek Perkantoran Pemkot Cimahi, Jalan Demang Hardjakusumah, kemarin (31/1).
Menurutnya, kandungan malathion pada asap fogging dapat menyebabkan kelainan saluran pencernaan (gastrointestinal). Bagi wanita hamil yang terpapar malathion risiko kelainan gastrointestinal pada anaknya 2,5 kali lebih besar. Selain itu, paparan malathion ini juga mengakibatkan leukemia pada anak-anak, aplastik anemia, gagal ginjal, dan efek pada bayi baru lahir serta berperan dalam kerusakan gendan kromosom, kerusakan paru serta penurunan sistem kekebalan tubuh.
”Penelitian juga menyimpulkan malathion mempunyai peran terhadap 28 gangguan pada manusia, mulai dari gangguan gerakan sperma hingga kejadian hiperaktif pada anak,” ujarnya.
Untuk itu, Pratiwi meminta masyarakat tak menjadikan fogging sebagai acuan untuk menangkal DBD. Sebhab, fogging bukan merupakan langkah pencegahan munculnya penderita DBD, melainkan hanya untuk memutus mata rantai bila telah terjadi penularan DBD.
”Yang terpenting mematikan jentik nyamuk Aedes Aegypti agar tidak terus berkembang biak. Salah satunya dengan pelaksanaan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN),” pungkasnya. (ziz)