RANCAEKEK – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memastikan, pemprov Jabar akan ikut membantu rehabilitasi korban angin puting beliung. Dia juga meminta Camat Rancaekek mendata kembali secara rinci rumah yang rusak berdasarkan tingkat kerusakan.
”Saya juga membawa simbolis bantuan sesuai kebutuhan dan tolong didistribusikan secara adil. Setelah itu kita ngebut memperbaiki rumah yang rusak,” kata Emil, sapaan akrab gubernur di posko kebencanaan Desa Jelegong, Rancaekek Kabupaten Bandung, kemarin (14/01).
”Bagi yang atap rumahnya rusak kami akan bantu dengan genteng nanti camat harus dihitung mana yang kerusakan atapnya parah sedang dan ringan, dananya akan disesuaikan dengan kebutuhan,” sambugnya.
Dia mengatakan, akan menggunakan anggaran tak terduga dalam membantu para korban. Terlebih, ada beberapa wilayah yang juga terdampak bencana alam.
”Kita memang ada anggaran tak terduga seperti yang sudah dibantu di Kota Bogor dengan kejadian serupa,” lanjutnya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar mencatat, angin puting beliung yang melanda kawasan Rancaekek terjadi di Desa Bojongloa, Jelegong, Rancaekek Wetan dan Kecana. Dilaporkan sebanyak 738 rumah rusak dengan jumlah 753 Kepala Keluarga (KK). Korban keseluruhan mencapai 2.567 jiwa, 1 luka berat yang kini masih dirawat di RSHS dan tujuh orang sudah diperbolehkan pulang.
”Saya mengapresiasi BPBD Provinsi dan Kabupaten Bandung yang sudah responsif tanggap dan sigap,” tegasnya.
Emil mengungkapkan, masyarakat Jabar perlu mewaspadai bencana alam khususnya angin puting beliung yang sulit diprediksi kemunculannya. Biasanya angin puting beliung terjadi di dataran rendah seperti persawahan.
”Tanda-tandanya biasanya cuaca dan suhu yang berubah drastis, masyarakat harus waspada,” jelasnya.
Di Jawa Barat setiap tahun tak kurang dari 1.500 kejadian bencana alam atau 100-an kali perbulan. Artinya, ada tiga kali kejadian kali dalam sehari.
”Kita ini hidup di alam yang indah tapi juga punya potensi kejadian alam, makanya kita hidup harus pakai ilmu,” tutur Emil.
Dalam tinjauannya ke Desa Jelegong itu, Emil juga mendapati keluhan masyarakat khususnya yang tinggal di kawasan Komplek Permata Permai II sering terjadi banjir akibat sistem drainase tidak berjalan di komplek itu.