Namun, lanjut dia, sebenarnya pengrusakan tidak hanya terjadi pada Partai Demokrat. Menurutnya, atribut PSI bahkan kerap dirusak bukan hanya di Pekanbaru, tapi juga di beberapa tempat di Indonesia.
”Tapi kami cukup sabar, cukup menganggap bahwa ini sebagai tantangan lebih giat lagi berikhtiar dan berusaha bahwa PSI layak untuk menjadi salah satu kekuatan politik di Indonesia,” tandasnya.
Merespon hal tersebut, Direktur Eksekutif, Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin meminta kepada semua pihak untuk tidak panas dalam merespon pengrusakan baliho Partai Demokrat tersebut.
Menurut akademisi asal Universitas Al-azhar Indonesia (UAI) ini jelang kontestasi pemilihan umum (pemilu) 2019 ada pihak-pihak yang sengaja ingin memanaskan situasi agar penyelenggaraan pesta demokrasi tidak berjalan lancar dengan semestinya.
”Semua pihak harus berkepala dingin karena jelang pesta demokrasi pasti ada saja pihak-pihak yang ingin penyelenggaraan tersebut tidak berlangsung dengan lancar,” kata Ujang saat dihubungi.
Dirinya pun meminta kepada Bawaslu untuk dapat merespon cepat permasalahan terhadap beberapa partai politik yang ada. Hal itu bertujuan agar tidak menciptakan opini negatif di tengah masyarakat.
”Kalau tidak cepat dituntaskan publik masyarakat dapat mengambil opini sendiri, hal ini tentunya dapat semakin memanaskan situasi jalan kontestasi 2019,” pungkas Ujang. (frs/fin/ign)