BANDUNG – Penyuap Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas) Sukamiskin Wahid Husein, Andri Rahmat buka-bukaan soal kondisi Lapas Sukamiskin. Aliran dan suap di permasyarakatan khusus koruptor tersebut mengalir dari mulai sipir hingga Kalapas.
Pernyataan itu diungkapkan Andri saat memberikan kesaksian di sidang suap dengan terdakwa mantan Kalapas Sukamiskin Wahid Husein, di Pengadilan Tipikor pada PN Klas 1A Khusus Bandung, Jalan RE Martadinata, kemarin (12/12).
Andri Rahmat merupakan salah seorang Narapidana umum (Pidum) penghuni Lapas Sukamiskin yang terkena Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK dengan narapidana tipikor Fahmi Darmawansah terhadap Kalapas Sukamiskin Wahid Husein.
Dalam persidangan yang dipimpin Daryanto, Andri mengakui soal permintaan mobil diutarakan langsung oleh Wahid Husen. Saat itu dirinya tengah memijit Wahid di ruangannya di lantai dua di Lapas Sukamiskin.
”Pak Wahid menanyakan ke saya soal keinginan memiliki land rover hijau bekas TNI. Saat itu saya tengah memijatnya,” kata Andri di persidangan.
Wahid mengatahui kalau dirinya merupakan tahanan pendaming (Tamping) sekaligus orang kepercayaan Fahmi Darmawansah (penuntutan terpisah). Setelah itu, Andri pun menyebutkan keinginan Wahid ke Fahmi, namun saat itu Fahmi bilang mobil seperti itu sudah langka.
Kemudian Andri menawarkan Mitsubishi Triton dua kabin, namun saat itu Wahid mengaku enggan memintanya dengan alasan harganya mahal. Namun, akhirnya Fahmi tidak keberatan dan membelikan mobil tersebut kepada Wahid dengan STNK atasnama adik istrinya Inneke Koesherawati, Deni Martino.
Selain mobil, Fahmi dan dirinya beberapa kali dipanggil ke ruangan Kalapas Sukamiskin. Kemudian Fahmi memberikan beberapa uang tunai, mulai dari Rp 3-50 juta untuk pembangunan masjid di luar Lapas yang sebelumnya telah dibicarakan dengan Wahid.
Pemberian lainnya yang diberikan Fahmi kepada Wahid, yakni sepatu bot, sendal bermerek hingga tas yang dibungkus kado, dan rencananya akan diberikan ke Dirjen Permasyarakatan Kemenkumham Sri Puguh.
”Kemudian uang senilai Rp 4 juta untuk perbaikan mobil, dan Rp 15 juta untuk menjamu tamunya Kalapas,” ujarnya.