Terinspirasi Rumah Botol

BANDUNG – Tiga siswa SMKN 5 Bojongkoneng meraih Juara 3 nasional Civil Design Competition 2018 dalam Ci­vil Innovation Fest di Malang, Jumat (16/11) lalu. Rancangan hasil Mochamad Kholilulloh, Muhammad Faishal Nugraha dan Manda Arifin tersebut mengedepankan unsur desain panel surya, tahan gempa dan sumur resapan.

Guru pembimbing Meliani Ramdhaniati Spd yang men­dampingi para siswa menga­ku, turut senang karena me­reka bisa mengharumkan nama sekolah. Terlebih, me­reka berhasil melewati penyi­sihan dari 42 kelompok dan masuk 10 besar untuk datang ke Malang atas undangan Himpunan Mahasiswa Sipil Universitas Islam Malang.

”Masing-masing, memiliki kontribusi. Faisal untuk ran­cangan awal, Kholil untuk gambar dua dimensi dan Manda untuk pengaplikasian tiga dimensi dan animasi,” urai Meliani kepada Jabar Ekspres di SMKN 5 Bojong­koneng, kemarin (28/11).

”Persiapannya cukup sing­kat, sekitar satu bulan,” sam­bung perempuan yang akrab disapa Meli tersebut.

Perempuan lulusan Pendi­dikan Teknik Arsitektur Uni­versitas Pendidikan Indone­sia (UPI) tersebut mengatakan, mendesain rumah yang tetap nyaman untuk ditinggali di perkotaaan. Dan utamanya, warga perkotaan memerlukan hunian yang nyaman tapi ingin tahan gempa, hemat daya dan tidak kebanjian. ”Dan desain rumah ini sebagai ja­wabanya,” ucap perempuan yang juga alumni SMKN 5 Bojongkoneng itu.

Sementara itu, Faisal yang menjadi kreator rancangan mengaku, terinspirasi dari rumah pribadi milik Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, yaitu rumah botol. Rumah tersebut dari sisi desain, yang cocok di perkotaan. Termasuk hemat dayanya, dengan me­manfaatkan botol untuk pe­nerangan karena menyerap sinar matahari.

Desain rumah tersebut, kata Faisal masih kurang. Yaitu, tidak menyerap dan menangkap sinar matahari menjadi daya listrik keseluru­han. Sebab, rumah botol ha­nya mengaplikasi sinar ma­tahari sebagai penerangan rumah siang hari saja. Praktis, malam hari masih mengguna­kan listrik.

”Di desain rumah ini, kami pasangkan panel surya searah matahari terbit dan mata­hari terbenam. Jadi selama seharian (pagi-sore), panel surya tidak kehilangan daya serap matahari,) tuturnya.

Begitu pun dengan ketahanan gempa. Menurut Manda, ma­syarakat perkotaan saat ini sangat mendambakan rumah yang tahan akan gempa.

Tinggalkan Balasan