BANDUNG – Sebanyak 300 relawan Kangpisman berkumpul di Pendopo Kota Bandung, pertemuan ini merupakan yang pertama kalinya sejak Wali Kota Bandung, Oded M Danial meluncurkannya beberapa waktu lalu.
Para relawan berkumpul melalui jejaring komunitas dan media sosial, termasuk akun WhatsApp Center yang dikelola oleh tim relawan. Wali Kota menyambut para relawan tersebut secara langsung.
”Saya merasa senang sekali karena program Pemkot Bandung yang sangat strategis urusan penanganan sampah ini direspon positif, terutama dari relawan kangpisman,” jelas Oded ketika ditemui kemarin (25/11).
Kangpisman merupakan kependekan dari Kurangi-Pisahkan-Manfaatkan. Ini menjadi gerakan warga Kota Bandung di bidang kebersihan. Gerakan ini muncul untuk merespon kondisi Kota Bandung yang membutuhkan penanganan berkelanjutan di bidang lingkungan.
Oded menuturkan, warga Kota Bandung setiap hari memproduksi 1.500 ton sampah. Dari jumlah tersebut, sekitar 60 persennya adalah sampah organik. Setiap hari pula, sampah tersebut diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti yang masa penggunaannya tinggal setahun lagi.
Sedangkan biaya pengangkutan sampah juga tak kecil. Setiap tahun, Pemkot Bandung menggelontorkan dana kurang lebih Rp150 miliar hanya untuk mengangkut sampah.
”Dari sekian banyak problema permasalahan klasik Kota Bandung. Saya masih meyakini persoalan sampah ini krusial dan bisa menjadi bom waktu,” ujar Oded.
Dia memutar ingatan pada tahun 2005 saat Kota Bandung disebut sebagai lautan sampah. Pada saat itu, ribuan ton sampah di Kota Bandung tidak dapat terangkut ke TPA Leuwigajah sehingga mengganggu aktivitas kota.
”Hal itu menyadarkan kita bahwa sampah ini bukan persoalan sepele,” katanya.
Oded menawarkan solusi menangani persoalan sampah mulai dari pangkalnya, yakni dari produksi sampah. Dengan begitu, Oded berharap warga bisa mengubah perilaku terhadap sampah sehingga dapat mengurangi volume sampah langsung dari sumbernya.
”Mari menyelesaikan sampah dengan kepedulian kita,” ajak Oded. (yan)