SUASANA venue panahan di kawasan Jakabaring Sport City (JSC), sore itu cukup ramai. Puluhan atlet tengah membidik sasaran yang berada sekitar 70 meter yang ada di depannya. Mereka terbagi dua kelompok, putra dan putri. Atlet putra didominasi orang dewasa. Hanya beberapa di antaranya masih belia. Di kelompok putri, rata-rata atlet berusia remaja.
Di sana, seorang remaja putri berhijab hitam mengenakan seragam Kecamatan Alang-Alang Lebar serius memperhatikan sasaran tembak panahan. Dengan sedikit memicingkan matanya, ia lalu menarik busur panahnya. Sekian detik ia lalu melepaskan anak panahnya menuju sasaran. Dua kali tembakannya mengenai lingkaran tengah sasaran. Ia lalu melepaskan kegembiraan dengan berteriak. Dialah Rizky Aminah Handayani Sanjaya (15), atlet panahan Alang-Alang Lebar di gelaran Porkot Palembang X.
Hingga hari kedua perhelatan, Rizky sukses menyumbangkan tujuh medali emas dan dua perak. Warga Talang Betutu ini telah dalami olahraga panahan sejak kecil. Ibunya, Helen yang juga pelatih panahan mengenalkan olahraga ini kepada Rizky. Sejak kecil, siswa SMA Muhammadiyah 1 ini telah menunjukkan bakatnya. Namun prestasinya sebelum memborong emas di Porkot, Rizky juga pernah mendulang medali pada Porprov XI beberapa waktu lalu di Palembang.
Dia sudah punya bakat. Kemampuannya terus kami asah dengan bergabung ke dalam klub panahan, SAC.
Kecamatan Alang-Alang Lebar berhasil menyabet juara umum Pekan Olahraga Kota (Porkot) Palembang X, 11-18 November lalu. Total 37 medali emas, 16 perak, dan 16 perunggu. Di balik keberhasilan itu, dua atlet panahan kakak beradik, Rizky dan M Ardan, menyumbang emas cukup banyak.
Hampir setiap sore, kami berlatih di lapangan dekat rumah, ujar Helen ibunda Rizky saat dibincangi wartawan.
Helen menceritakan persiapan Rizky mengikuti Porkot tidak mudah. Selama tiga bulan, sulung tiga bersaudara ini menjalani latihan yang cukup keras. Hasil tidak pernah mengkhianati usaha. Rizky pun berhasil mendongkrak klasemen Kecamatan Alang-Alang Lebar menuju posisi puncak berkat torehan medali yang diraihnya.
Tidak mudah ya, Mas. Soalnya kan harus bagi waktu antara sekolah dan latihan. Saya orang tua kadang melihatnya kasihan. Tapi, kemauannya juga keras. Jadi saya hanya bisa ingatkan dia untuk tidak lupa belajar walaupun sibuk latihan, bebernya.