Menurut Andre, selain sudah kesulitan menyalurkan kredit konsumer, SK Direksi tersebut diduga memiliki motif meningkatkan pencapaian laba. Dengan peningkatan laba, meningkat pula Tantiem/Bonus yang didapatkan oleh Direksi dan Komisaris.
”Besaran Tantiem/Bonus yang akan diterima oleh direksi sebesar 5 persen dari keuntungan bersih. Jadi apabila tahun 2017 Bank BJB mencatat keuntungan sebesar 1,2 Triliun, maka tantiem/bonus direksi dan komisaris diperkirakan mencapai Rp 65 Miliar dibagi 10 orang dengan pembagian proporsional, tentunya nilai untuk jajaran direksi lebih besar,” ungkapnya.
Sebegai informasi sebelumnya Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Barat mendukung rencana Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar, sebagai pemegang saham terbesar bank bjb untuk merombak jajaran direksi. Perombakan tersebut diperlukan untuk penyegaran di tubuh bank berpelat merah itu.
Anggota Komisi III DPRD Provinsi Jawa Barat Eryani Sulam mengatakan tidak perlu ditanggapi secara berlebihan kekhawatiran perombakan jajaran direksi bank bjb ini sebab hal itu biasa dilakukan perusahaan termasuk BUMD.
”Saya kira layak juga untuk dilakukan penyegaran. Selain untuk meningkatkan kinerja, inipun dirasa perlu untuk mengakomodasi peran dan keberadaan putra daerah di tubuh direksi BJB,” kata Eryani di Bandung, Selasa (9/10).
Menurut Eryani, kontribusi bank bjb tak hanya sekadar dari sisi ekonomi semata, tetapi juga pendayagunaan putra daerah di dalamnya. (ign)