Industri Jamu Butuh Pembinaan

KATAPANG – Keberadaan jamu yang sudah menjadi obat tradi­sional khas Indonesia merupakan warisan yang harus dilestarikan. Sebab, konsep pengobatan mo­dern saat ini kembali kepada alam (Back to Nature)

Ketua Komisi IX DPR RI Dede Yusuf Macan Effendi mengatakan, keberadaan jamu di Indonesia saat ini sudah mengalami perkembangan pesat. Namun, kebaradaannya harus terus dipopulerkan oleh masyarakat. Sehingga, kebera­daan jamu di era modern harus tetap eksis dan bertahan.

”Dalam sejarahnya jamu itu merupakan salah satu produk lokal yang hadir secara turun temurun. Sehingga sudah se­harusnya jamu yang telah di­kenal dapat terjaga peng­embangan dan industrinya,’’jelas Dede ketika ditemui pada acara reses kemarin. (14/11).

Dede mengungkapkan, ke­beradaan jamu yang sering kali menjadi pilihan masy­arakat sebagai jenis obat oba­tan herbal. Namun, pada perkembangannya kebera­daan jamu mau tidak mau akan bersaing dengan industri obat-obatan modern.

Untuk itu, agar industri jamu tetap ada peran serta dari pe­merintah harus hadir untuk menjembatani sekaligus seba­gai kontrol mengawasi kebera­daan industri jamu di Indone­sia. Sebab, berdasarkan hasil temuan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) hampir 50 persennya jamu sudah di­campuri dengan bahan kimia.

” itu berbahaya karena ber­bahan kimia. Maka dari itu perlu ada pengawasan lebih ketat,’kata Dede.

Dede menyarankan untuk meminimalisir jamu berbahaya, pemerintah daerah melalui dinas perdagangan, dinas kesehatan dan BPOM tidak mudah mengeluarkan izin edar sebelum menjamin kelayakan konsumsinya. (yul/yan)

Tinggalkan Balasan