BANDUNG – Tak hanya di Jawa Tengah tren remaja mabuk dengan menggunakan air rebusan pembalut. Di Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan DKI Jakarta pun disinyalir ada, di sekitaran Jakarta Timur, Karawang dan Bekasi.
Hal itu dikatakan Deputi Bidang Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN) Inspektur Jenderal Arman Depari pada wartawan menyikapi adanya ‘fly’ dengan air rebusan pembalut.
”Di Karawang, Jakarta Timur, dan Bekasi kami sudah dapatkan informasi,” ucap Arman pada wartawan di Jakarta.
Meski demikian pihaknya saat ini tengah mendalami kasus tersebut. Termasuk juga kandungan zat dan hukum penggunaannya.
Dihubungi secara terpisah, meski belum menerima laporan secara resmi namun Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jawa Barat, Sufyan Syarif meminta agar warga Jawa Barat tetap waspada.
Sebelumnya dikabarkan remaja di Jawa Tengah mabuk dan kecanduan setelah minum air rebusan pembalut. Namun sejauh ini, sebut dia, pihaknya belum ada penjelasan secara resmi. Sehingga akan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Jabar untuk mengetahui kandungan kimia apa yang terdapat dalam pembalut itu.
”Ini nanti akan ada penjelasan dari Dinas Kesehatan dan BNN pengaruh tentang kandungan kimianya apa. Sehingga mereka jadi mabuk,” kata Sufyan di Bandung, kemarin (8/11).
Meski demikian dikatakan dia, modus mabuk dengan air rebusan pembalut sama seperti halnya mengoplos minuman dengan obat batuk atau obat anti nyamuk. Karena bahan-bahannya sangat mudah didapat dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat.
”Dengan merendam pembalut, air digodog dan kemudian cairan itu diminum hingga akhirnya efeknya mabuk,” tuturnya.
Dalam hal ini Jawa Barat adalah wilayah penopang Ibu Kota, sehingga narkotika atau minuman keras oplosan akan mudah masuk dan menyebarluas hingga perkampungan.
”Kasus di Jabar di perkampungan yakni daerah seperti Bekasi, Bogor, Bandung, dan lainnya,” tandasnya.
Berdasarkan penelitian Yayasan Lembaga Konsumen Ind-onesia (YLKI), pembalut tersusun dari berbagai bahan dan senyawa kimia yang dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti iritasi hingga karsinogen.
”Komposisi pembalut itu sangat berbahaya. Dipakai saja berisiko menyebabkan iritasi, apalagi dikonsumsi. Pembalut mengandung klorin dan senyawa karsinogen yang bisa memicu kanker,” ungkap peneliti YLKI Rosita Eva seperti dilansir CNNIndonesia.