Membangun Budaya Belajar di Sekolah

ORANG Indonesia rata-rata menganut Budaya Sekolah, bukan budaya belajar. Budaya sekolah itu berarti mereka pergi ke sekolah setiap pagi dan pulang setelah siang atau sore. Namun ketika ditanya apa yang mereka dapatkan di sekolah, mereka bingung menjawabnya karena mereka tidak mempelajari apapun. Beda dengan budaya belajar, siswa pergi ke sekolah setiap hari, namun setiap hari pengetahuan terus diupdate, karena setiap hari, setiap saat digunakan untuk belajar.

Kalau direnungkan ada benarnya juga bahwa, sekolah tidak selalu identik dengan belajar. Tidak jarang seorang siswa pergi dari rumahnya sejak pagi buta, lengkap dengan seragam dan identitas-identitas sekolahnya. Setibanya di sekolah apa yang mereka lakukan? kadar aktifitas non-belajarnya lebih besar dari pada aktifitas belajarnya.  Tidak jarang kita menemukan seorang siswa asik memainkan handphone padahal gurunya sedang menerangkan pelajarannya. Atau mereka asik ngobrol dengan tidak menghiraukan gurunya yang sedang berjuang memahamkan murid-muridnya di kelas. Tidak jarang juga kita menemukan siswa yang pindah tidur dari rumah ke kelas. Fenomena-fenomena tidak belajar ini hanya sebagian kecil dari sekian banyak fenomena tidak belajar yang dilakukan siswa ketika berada di sekolah.

Budaya Belajar

Budaya belajar dapat didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan dalam melaksanakan tugas belajar yang dilakukan. Kita menjadikan belajar sebagai kebiasaan, dimana jika kebiasaan itu tidak dilaksanakan, berarti melanggar suatu nilai atau patokan yang ada, dan menjadikan belajar sebagai kegemaran dan kesenangan, sehingga motivasi belajar muncul dari dalam diri kita sendiri, yang akhirnya produktifitas belajar meningkat. seperangkat keyakinan, gagasan, nilai, kebiasaan, dan perilaku yang berpola atau bersistem yang dimiliki oleh suatu lembaga dan atau masyarakat yang berkenaan dengan belajar (Rusyan, 2007: 12) Budaya belajar ini merupakan jantung kehidupan suatu lembaga dan atau masyarakat sehingga ia menentukan keberadaan dan keadaan suatu lembaga dan atau masyarakat (Arifana, 2008).

Suatu lembaga dan atau masyarakat yang eksis secara bermartabat lazimnya menjadikan budaya belajar sebagai kebutuhan dan kebiasaan, bahkan parameter sikap dan perilaku. Sebab itu, suatu masyarakat yang andal dan tangguh selalu memiliki tradisi budaya belajar yang kuat dan cemerlang guna menanggapi berbagai tantangan dan tuntutan. Budaya belajar menjadi norma dan parameter perilaku warga sekolah sehingga lambat laun berlaku dalil sekolah: “yang tidak belajar jangan ikut di sekolah ini” atau “tiada hari tanpa belajar”. Karena itu, sekolah yang tangguh dan andal selalu bercirikan: (a) menempatkan budaya belajar sebagai pilar proses pendidikan dan (b) memiliki warga sekolah terutama guru-guru dan siswa-siswa yang senantiasa menjadikan belajar sebagai panduan dan parameter segenap sikap dan perilaku. Jadi, sekolah yang baik merupakan sekolah yang dapat belajar berkat warganya menempatkan belajar sebagai kesadaran, kebutuhan, tradisi, dan parameter segenap gerak dalam mempertahankan, menjalankan, dan mengembangkan eksistensi yang beradab, bermartabat, dan manusiawi (Arifana, 2008).

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan