NGAMPRAH– Desa Cipada, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat menjadi lokasi digelarnya simulasi bencana sekaligus menjadi area Kampung Siaga Bencana (KSB). Hal ini dibutuhkan untuk meminimalisasi korban akibat bencana.
“Kampung siaga bencana yang di pusatkan di Desa Cipada ini bukan berarti di sini rawan bencana. Bisa juga menjadi area tempat tinggal yang aman saat terjadi bencana di desa lainnya. Jangan berpikir saat terjadi bencana, itu hanya tanggung jawab pemerintah. Namun, masyarakat juga harus siap melakukan upaya penyelamatan, terutama pertolongan pertama,” ujar Margowiyono, Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam pada Kementerian Sosial, Rabu (24/10).
Desa Cipada kemarin dikukuhkan Kementerian Sosial sebagai Kampung Siaga Bencana ke-620 di Indonesia. Pada saat yang sama, Bupati Bandung Barat Aa Umbara Sutisna juga dikukuhkan sebagai Ketua Pembina Kampung Siaga Bencana.
Menurut Margo, adanya Kampung Siaga Bencana tidak selalu berarti daerah tersebut rawan bencana. Namun, KSB diharapkan menjadi penyangga bagi daerah rawan bencana di sekitarnya.
“Untuk itu, Kemensos melatih kesiapan orang-orangnya, termasuk para tokoh masyarakat yang tergabung di KSB. Dengan demikian, saat terjadi bencana, mereka bisa melakukan upaya-upaya penyelamatan pertama,” tuturnya.
Pada pengukuhan KSB kemarin, dilakukan simulasi penanganan bencana. Ketika terjadi longsor akibat hujan deras, masyarakat setempat panik. Namun, ada yang melapor ke petugas KSB.
Dalam waktu yang singkat, petugas KSB bahu membahu melakukan penyelamatan bekerja sama dengan instansi terkait, seperti BPBD, Tagana, PMI, Dinas Kesehatan dan lainnya. Para korban dievakuasi ke tempat yang lebih aman. Sebagian petugas mendirikan tenda pengungsian, sementara petugas lainnya menyiapkan dapur umum.
Margono menuturkan, sejak dibentuk mulai 2010, KSB sangat berperan dalam melakukan penanganan bencana alam. Ke depan, masih akan dibentuk sejumlah KSB lainnya di berbagai daerah.
“Di Bandung Barat, sudah ada 2 KSB yaitu di Cililin dan Cipada. Di Jabar, KBB menempati urutan ke-15 daerah rawan bencana. Nomor 1 sekarang Sukabumi, sebelumnya Garut. Kami juga terus mengingatkan masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi terjadinya bencana apalagi akan memasuki musim hujan yang rawan longsor. Begitu juga dengan gempa,” tandasnya. (drx)