Tetap Sekolah meski Kerja di Pabrik dan Pesantren

Menurut dia, jika Sekolah Jabar Juara dilakukan dibarengi dengan kesepakatan kepala daerah di kabupaten/kota, dia yakin, Jabar akan semakin maju. Sebab, konsep ini akan memotong akses yang sebelumnya belum tuntas. ”Nah, ketika masalah infrastruktur tuntas, mari kita bicara mutu,” tegasnya.

Tim Perumus Sekolah Jabar Juara Dr Nike Kamarubiani MPd menambahkan, Sekolah Jabar Juara adalah inovasi untuk meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan Jawa Barat. Inovasi tersebut tentu perlu dukungan dari SKPD karena akan bersinggungan dengan lintas masyakat.

”Sekolah Jabar Juara itu selain ada pembelajaran, tentu perlu ada komunikasi dan kontribusi dari masyarakat. Sebab, yang terlibat di sini akan menyentuh pesantren, perusahaan dan lain-lain,” tuturnya.

Menurut Nike, karena sudah berjalan satu tahun (pengembangan Sekolah Menengah Terbuka, Red), maka perlu banyak best practise pembelajaran Sekolah Jabar Juara. Sebab, tidak hanya bisa dilakukan oleh guru, tapi kiai pun bisa terlibat menjadi pengajar.

”Dan itu harus terekspose. Sebab, masih banyak masyarakat belum mengetahui Sekolah Menengah Terbuka,” ungkapnya.
Menurut dia, ada dua modul yang dilaksanakan dalam Sekolah Jabar Juara. Pertama, guru bisa datang ke sekolah atau via online. ”Khusus ujian, tetap dilaksakan oleh sekolah induk,” tegasnya.

Sementara itu, Tim Perumus Sekolah Jabar Juara Dr Sardin MSi mengatakan, secara ideologis memotivasi semua pihak yang terlibat di dunia pendidikan. ”Saya sangat mengapresiasi secara ideologi. Tinggal didorong tataran praktis,” kata Sardin.

Tataran praktis yang dimaksud, di antaranya masalah infrastruktur dan kurikulum. ”Apakah dua-duanya sudah mendukung atau belum untuk saat ini,” ucapnya.

Mendukung atau tidaknya program tersebut, kata dia, tidak lepas dari peran semua pihak untuk memperbaiki semua hal. Mulai dari kebijakan dan praktiknya di satuan pendidikan.

Dan juara yang dimaksud bagi Sardin menyentuh dua hal: prestasi yang terukur dan mentalitas. Dan memang yang dibutuhkan Jawa Barat saat ini adalah juara dua hal tersebut.

Menurut dia, dengan adanya program Sekolah Jabar Juara menjadi peluang sekaligus jawaban atas segala kekurangan yang terjadi saat ini. Sebab, penambahan infrastruktur kelas akan berdampak pada tingginya anggaran pengadaan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan