BANDUNG – Untuk meminimalisir korban akibat terjadinya bencana Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung akan terus menyosialisasikan mitigasi bencana. Hal tersebut penting sebagai bekal bagi masyarakat saat menghadapi bencana sehingga dapat meminimalisir kerugian.
Kepala Bidang Penanggulangan Bencana, Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB) Kota Bandung, Sihar Pandapotan Sitinjak menyampaikan, sosialisasi telah dilaksanakan dari tingkat sekolah, perkantoran, hotel dan pusat perbelanjaan. Melalui sosisalisasi itu, masyarakat semakin paham hal yang harus dilakukan saat terjadi bencana.
“Bencana pasti ada, caranya kita hadapi kegiatan dengan tenang. Harus mengerti apa yang harus disiapkan. Intinya masyarakat tenang hadapi bencana yang terjadi jadi enggak usah panik,” ujarnya saat kegiatan Bandung Menjawab, di Taman Sejarah Kota Bandung, Kamis (11/10).
Menurutnya, setelah terjadi bencana gempa di Lombok dan Palu-Donggala, permintaan sosialisasi dan simulasi bencana cukup tinggi.
“Meskipun sebuah bangunan itu sudah terdapat petunjuk arah jalur evakuasi, tetapi kita tetap memberikan materi sampai masyarakat paham. Apa yang harus dilakukan sampai menyelamatkan diri,” tuturnya.
Saat gempa, lanjutnya, bangunan, langit-langit akan runtuh menimpa benda di bawahnya. Untuk itu perlu kesigapan untuk menyelamatkan diri.
Selain itu, masyarakat juga bisa menyimpan aplikasi Emergency Call 113. Ini dapat memberikan pelayanan dan memudahkan masyarakat untuk melapor saat terjadi bencana.
“Dengan aplikasi ini masyarakat akan lebih mudah melaporkan peristiwa kebakaran. Itu dapat mempercepat respons dari petugas Damkar untuk datang ke lokasi kejadian,” tutur Sihar.
Sementara itu, Kepala Sub Bidang 1 Perencanaan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah (PIPW), Bappelitbang Kota Bandung, Andry Heru Santoso menyampaikan, masyarakat harus lebih memahami tentang mitigasi bencana, maka Bappelitbang Kota Bandung meluncurkan aplikasi ‘Si Taruna Bandung’ (Pengembangan Sistem Informasi Tata Ruang Berbasis Mitigasi Bencana).
“Aplikasi ini menyediakan data dan informasi perencanaan tata ruang yang terintegrasi dengan kerawanan bencana secara lebih komprehensif dan dapat diakses secara luas,” pungkas dia. (yan)