Pecahkan Rekor 5.000 Busana Batik Terbanyak

BANDUNG – Sedikitnya 5000 orang berpakaian batik berkumpul di Gedung Sate dan berhasil memecahkan rekor MURI kategori “Kegiatan Sehari Dengan Berbusana Batik oleh Perempuan Terbanyak”, kemarin (9/10).

Ditemui usai acara penyerahan rekor Muri, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Jawa Barat Atalia Ridwan Kamil mengungkapkan rasa bangganya terhadap hasil karya anak negeri terutama batik yang sudah diakui keberadaan oleh UNESCO.

Menuurtnya, penetapan batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and the Intangible Heritage of Humanity) sudah sangat tepat. Sebab sudah zaman dulu bangsa Indonesia memiliki batik. Bahkan, untuk motifnya sangat beranekaragam di beberapa daerah.

“Ini membuat kami bangga sebagai warga Jawa Barat tentunya, kami juga memiliki potensi luar biasa dibidang batik. Mudah-mudahan ini menjadi salah satu cara kami untuk belajar mencintai budaya sendiri,” jelas Atalia.

Sebagai bentuk kecintaan terhadap budaya Indonesia khusunya Jawa Barat, Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat didukung oleh Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jawa Barat akan terus mengapresiasi segala bentuk kreativitas budaya agar kelak tidak terjadi lagi budaya kita yang di klaim negara lain.

“Saya sebagai Ketua Dekranasda Jabar melihat potensi batik ini sangat luar biasa. Di 27 Kabupaten/Kota di Jawa Barat sudah memiliki keunikan di wilayah masing-masing,seperti motif dan gaya masing-masing yang patut kita dukung dan dorong,” kata Atalia.

“Bagi mereka yang sudah dari dulu mengembangkan kerajian batik ini seperti Cirebon, Indramayu, dan lain sebagainya mudah-mudahan dapat memberikan inspirasi kepada yang lain. Namun bagi yang baru merintis, mereka inilah regenerasi, karena harapan kami ini akan terus berkembang sampai beranak cucu,” tutupnya.

Senior Manajer MURI Yusuf Ngadri mengatakan pihaknya akan mencatat “Kegiatan Sehari Dengan Berbusana Batik oleh Perempuan Terbanyak” sebagai rekor MURI. Nantinya catatan tersebut akan dicetak dalam buku rekor MURI 2018 yang akan terbit pada tahun depan.

“Kami dukung kegiatan ini. Terlebih, batik merupakan warisan adiluhung bangsa, warisan budaya Indonesia yang diakui UNESCO. Maka itu wajib bagi kiita sekalian untuk tidak sekedar melestariakn taetapi jutga melestarikan,” katanya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan