BANDUNG – Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat melalui Relawan Gabungan yang dikirim, berhasil mengevakuasi dan memulangkan 67 warga Jawa Barat yang selamat dari bencana gempa dan tsunami di Palu – Donggala, pada Kamis (4/10/18) sore waktu setempat.
Relawan Gabungan tersebut merupakan gabungan dari beberapa unsur organisasi seperti Organisasi – Organisasi Pecinta Alam Jawa Barat serta Sulawesi Tengah, Wanadri, Vertical Rescue Indonesia, Medic-A, AMP Unpad, Sigab, PERSIS, BPBD, PMI dan BAZNAS.
Kepada Humas Jabar Asisten Operasional Relawan Jawa Barat, Reggy Kayong Munggaran, menjelaskan pemulangan 67 warga Jawa Barat tersebut diberangkatkan dengan pesawat komersil dari bandara Mutiara SIS Al-Jufrie Palu menuju bandara Internasional SAMS Sepinggan, Balikpapan untuk transit. Setelah itu diberangkatkan menuju Bandara Husein Satranegara, Bandung.
“Pukul 20.30 WIB rombongan tiba dengan selamat ke Bandung dan diantarkan ke rumah masing-masing, di Bandung, Garut, Tasik, Bekasi, dan Sukabumi,” jelasnya kepada Humas Jabar, Jumat (5/10/18).
Reggy mengatakan Relawan Gabungan di Palu-Donggala telah mendata kurang lebih 135 warga Jawa Barat yang selamat dan menunggu untuk dipulangkan kembali ke Jawa Barat. “Namun, 135 warga Jawa Barat tersebut sementara ini telah kami imbau untuk bersabar menunggu pemulangan karena ada beberapa kendala yang menghambat proses pemulangan yang kami lakukan,” katanya.
Ia menyebut, kendala tersebut yaitu sulitnya akses transportasi udara yang dikarenakan belum beroperasinya bandara Mutiara SIS Al-Jufrie, Palu.
Pergerakan selanjutnya yang akan dilakukan oleh Relawan Gabungan, menurut Reggy, yaitu segera melakukan penanganan secara serius antara lain, penanganan kesehatan untuk warga yang selamat, evakuasi korban meninggal dunia, pencarian korban hilang. “ Kami juga melakukan pendataan secara terukur mengenai kebutuhan para korban yang berada di posko pengungsian ataupun korban tercecer yang tidak dapat mengakses informasi mengenai penanggulangan bencana di Palu-Donggala ini,” jelasnya.
Ia juga mengatakan kendala yang dialami Tim adalah minimnya bahan bakar minyak yang tersedia di sini sehingga otomatis akses pendistribusian relawan dan bantuan logistik untuk korban bencana Palu-Donggalapun menjadi sangat terhambat untuk dilakukan.
“Kami berharap semua unsur yang khususnya bertanggungjawab dalam hal kebencanaan bisa mendukung semua pergerakan penanggulangan bencana di Palu-Donggala ini dengan lebih serius, supaya berbagai kendala-kendala diatas tadi bisa cepat teratasi dan membuat penanggulangan bencana di Palu-Donggala ini lebih cepat serta mudah,” katanya (hum/yan)